Kamis 21 May 2020 18:38 WIB

Polda Papua: Warga Ndeotadi Segera Kembalikan 3 Pucuk Senpi

Tiga pucuk senpi beserta amunisi dibawa lari ketika penyerangan Pospol 99 Nedotadi.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw.
Foto: Antara
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw.

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Paulus Waterpauw mengharapkan warga Ndeotadi, Distrik Bogobaida, Kabupaten Paniai segera mengembalikan tiga pucuk senjata api (senpi) milik Pos Polisi 99 Ndeotadi. Polda Papua melakukan pendekatan dengan para tokoh yang ada di sana untuk terus melakukan komunikasi dengan pelaku agar senpi itu segera dikembalikan. 

"Tokoh yang kami minta bantuan sudah menemui mereka, tapi untuk sementara mereka masih bersihkeras. Tidak apa-apa, kami akan terus mencoba untuk melakukan upaya-upaya pendekatan persuasif kepada para pelaku ini," kata Irjen Waterpauw di Timika, Kamis (21/5).

Baca Juga

Kapolda Papua bersama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab dan Kepala BIN Daerah Provinsi Papua Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon sebelumnya berangkat ke Paniai untuk melihat langsung lokasi Pospol 99 Ndeotadi yang sempat diserang oleh sekelompok orang pada Jumat (15/5) malam. Kapolda mengatakan kesimpulan sementara yang bisa diambil, yaitu anggota agak lengah saat melaksanakan tatap muka dengan warga setempat.

Hal itu membuat terjadi penyerangan ke Pospol 99 Ndeotadi yang mengakibatkan satu anggota atas nama Briptu Kristian Paliling terluka. Selain itu, tiga pucuk senpi beserta amunisi dibawa lari oleh para pelaku.

"Kami lihat memang ada un-prosedural dari anak buah, dalam arti mereka terlalu lengah. Ini menjadi evaluasi ke dalam bagi kami," ujar jenderal polisi bintang dua itu.

Kelompok pelaku penyerangan diketahui sehari-hari bergaul cukup akrab dengan anggota Pospol 99 Ndeotadi, lantaran rumah tinggal mereka tidak jauh dari pos tersebut. Pimpinan kelompok pelaku penyerangan diketahui tumbuh dan besar di Ndeotadi, Paniai itu.

Ayahnya diketahui memiliki rekam jejak pernah terlibat kasus penyerangan Markas Kodim Paniai pada awal tahun 2000-an. Kini yang bersangkutan sudah meninggal dunia.

"Sehari-hari dia sudah mendapatkan manfaat di area itu. Setiap helikopter yang terbang ke sana harus memberi dia jatah cukup besar. Kalau dikalkulasi, setiap bulan dia bisa dapat sampai puluhan juta rupiah," jelas Irjen Waterpauw.

Kondisi Briptu Kristian Paliling yang terluka dan kini menjalani perawatan di RSUD Nabire sudah diobati luka-lukanya dan diharapkan secepatnya pulih kembali. Kapolda mengaku sangat menyesalkan peristiwa tersebut dan bersama Pangdam Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab dan perwira tinggi lainnya kemudian memutuskan langsung segera bertolak ke Paniai agar dapat menahan anggota di lapangan.

"Saya bersama Bapak Pangdam XVII ke sana untuk menjaga anggota kami di lapangan agar tidak melakukan upaya-upaya dan tindakan tegas yang bisa saja terjadi salah sasaran. Kami bersyukur sampai sekarang situasi di sana terkendali, meskipun anggota kami yang menjadi korban," ujar Irjen Waterpauw.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement