Kamis 21 May 2020 17:48 WIB

Muhammadiyah tak Ikut Sidang Itsbat Idul Fitri

Abdul Mu'ti meminta umat Islam agar melaksanakan shalat Idul Fitri sesuai anjuran MUI

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah, Abdul Muti, saat memberi sambutan pada acara Dzikir Nasional Republika di Masjid At Tin, Jakarta, Selasa (31/12).
Foto: Syahruddin El Fikri/Republika
Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah, Abdul Muti, saat memberi sambutan pada acara Dzikir Nasional Republika di Masjid At Tin, Jakarta, Selasa (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammdiyah tidak ikut sidang itsbat menentukan tanggal 1 Syawal 1441 Hijriah. PP Muhammadiyah telah menetapkan waktu Idul Fitri dengan waktu yang telah ditetapkan secara nasional yakni pada Ahad (24/5).

"Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Fitri. Tidak ada sidang itsbat Insya Allah Idul Fitri sama," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti saat dihubungi, Kamis (21/5).

Abdul Mu'ti meminta umat Islam agar melaksanakan shalat Idul Fitri sesuai anjuran Fatwa Majelis Ulama Indonesia, PP Muhammadiyah, PBNU dan Ormas Islam lainnya. Anjuran ini dikeluarkan demi mencegah musibah yang lebih besar terhadap diri umat Islam.

"Dalam situasi Pandemi Covid-19 merupakan sebaiknya shalat di rumah untuk menghindari terjadinya musibah," ujarnya. 

Selain menyarankan, untuk mengikuti anjuran MUI dan ormas-ormas Islam, Muhammadiyah juga mengingatkan agar umat Islam tetap menjaga kerukunan di antara seluruh umat manusia. Sehingga demikian tercapailah suasana Idul Fitri yang aman dan tentram. 

"Hendaknya menjaga kerukunan, memperbanyak takbir, dan pada saat Idul Fitri agar memanjatkan doa untuk keselamatan bangsa dan agar pandemi Covid-19 segera berakhir segera berakhir," katanya.

Demi menjaga keselamatan diri pribadi, keluarga dan orang lain, Abdul Mu'ti menyarankan silaturrahim Idul Fitri hendaknya dilaksanakan secara virtual atau online saja. Meski silaturahmi dilaksanakan tanpa kehadiran fisik tidak mengurangi esensi silaturahmi dan pahala dari Allah SWT. "Kunjungan keluarga sebaiknya dibatasi atau jika mungkin tidak usah dilakukan," katanya.

Meski Idul Fitri diprediksi digelar secara serentak, Kementerian Agama tetap menggelar sidang itsbat. Anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama (Kemenag) Thomas Djamaluddin menuturkan, sidang itsbat penetapan 1 Syawal 1441 Hijriah akan digelar pada akhir 29 Ramadhan atau 22 Mei 2020, setelah Maghrib. Sidang tersebut dilaksanakan secara daring melalui konferensi video.

"Tim perukyat melakukan rukyat di banyak titik, dengan mengikuti protokol kesehatan. Hasilnya kemudian dilaporkan kepada Kemenag. Hasil rukyat dan hisab dibahas dalam sidang itsbat virtual. Peserta hadir melalui video conference," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (21/5).

Pelaksanaan rukyat, kata kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ini, tersebar di berbagai daerah. Proses rukyat ini ada yang dilaksanakan oleh tim Kemenag maupun oleh ormas-ormas Islam.

Thomas dalam kesempatan itu juga memperkirakan tanggal 1 Syawal 1441 Hijriah akan jatuh secara serentak pada Ahad 24 Mei 2020. Dia mengatakan, bulan masih di bawah ufuk pada saat Maghrib akhir 29 Ramadhan atau 22 Mei.

"Jadi dapat dipastikan tidak ada rukyat yang berhasil. Maka Ramadhan akan diistikmalkan menjadi 30 hari. Idul fitri akan jatuh pada Ahad 24 Mei 2020. Insya Allah seragam. Kepastiannya kita tunggu hasil sidang itsbat," ungkap dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement