Kamis 21 May 2020 15:39 WIB

Utusan AS Cicitkan Pesan Twitter kepada Taliban

Utusan AS meminta Taliban menanggalkan kekerasan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Yeyen Rostiyani
 Utusan AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad
Foto: Rahmat Gul/AP
Utusan AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, menuntut agar semua pihak mengurangi kekerasan, Kamis (21/5). Perdamaian perlu dibangun di negara tersebut karena kondisi yang semakin genting.

"Tentang kekerasan, saya mengatakan kepada Talib, kekerasan oleh semua pihak harus ditanggalkan," kata Khalilzad melalui akun //Twitter//.

Khalilzad kembali bertemu dengan pemimpin Taliban di Doha, Qatar, Rabu (20/5), beberapa jam setelah bertemu dengan para pemimpin pemerintahan di Kabul. Bersama kepala politik Mullah Abdul Ghani Baradar, dia mendiskusikan pembebasan tahanan dan mengurangi kekerasan di Afghanistan

Sedangkan, pemimpin Taliban Haibatullah Akhundzada merilis pernyataan perlu ada kemajuan perdamaian. Meski begitu, mereka menekankan, anggotnya untuk tetap fokus pada tujuan dan melakukan konsolidasi.

Sehari sebelumnya, Khalilzad bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, dan mantan oposisi pemerintahan, Abdullah Abdullah. Kedua tokoh Afghanistan itu menandatangani perjanjian untuk berbagi kekuasaan pada akhir pekan.

Peristiwa ini mengakhiri kebuntuan sengketa pemilihan selama berbulan-bulan. Kesepakatan bersama ini meningkatkan harapan pemerintah Afghanistan sekarang akan fokus pada upaya proses perdamaian dengan Taliban yang diperantarai oleh AS.

Kekerasan telah melonjak di Afghanistan dalam beberapa hari terakhir setelah serangan militan di Kabul. Serangan tersebut disebut sebagai ulah Taliban, tetapi kelompok ini menolak tuduhan tersebut. Ini memicu pemerintah Afghanistan memerintahkan agar pasukan pemerintah melakukan serangan balik.

AS dan Taliban telah menyepakati perjanjian pada 29 Februari dengan salah satu poin yang menekankan penarikan pasukan asing yang dipimpin AS dengan imbalan jaminan keamanan Taliban. Meski begitu, gencatan senjata oleh Taliban bukan sebagian bagian dari perjanjian itu. 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement