Kamis 21 May 2020 14:59 WIB

Warga Gaza Raih Rezeki tak Terduga Lewat Masker

Pabrik masker Gaza mampu ekspor 50 ribu unit masker ke Israel per hari.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Yeyen Rostiyani
Warga Gaza Raih Rezeki tak Terduga Lewat Masker. Mereka sedang membuat pakaian pelindung medis untuk diekspor ke Israel.
Foto: Adel Hana/AP
Warga Gaza Raih Rezeki tak Terduga Lewat Masker. Mereka sedang membuat pakaian pelindung medis untuk diekspor ke Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pertama kali dalam beberapa tahun ini, pabrik konveksi mulai aktik kembali di Jalur Gaza. Mereka memproduksi masker, sarung tangan, hingga setelan pelindung. Uniknya, barang-barang itu diekspor ke Israel.

Sebuah pabrik kecil di Jalur Gaza misalnya, memproduksi masker wajah untuk memasok kebutuhan Israel di tengah pandemi wabah virus corona penyebab Covid-19. Pabrik tersebut ialah Pabrik Shehada, yang memproduksi pakaian untuk pasar Palestina dan Israel sebelum Hamas memberlakukan pembatasan ketat akibat pandemi pada Maret lalu.

"Israel membutuhkan masker bedah, dan di Jalur Gaza kita perlu mempekerjakan sebanyak mungkin pekerja untuk meringankan kondisi ekonomi yang sedang susah," kata pemilik pabrik, Hasan Shehada (55 tahun), dikutip dari Voice of America, Kamis (21/5).

Shehada menjelaskan, bahan baku produksi disediakan oleh pedagang Israel. Sehingga, pabrik garmen tersebut kini bisa menjalankan usahanya untuk memproduksi 50 ribu masker per hari, yang semuanya diekspor ke Israel. Sebelum pandemi, Shehada mengatakan pabriknya dulu memproduksi pakaian untuk pasar lokal dan Israel secara lambat.

"Tetapi sekarang berkembang karena lebih dari enam puluh pekerjanya berjuang setiap hari untuk memenuhi permintaan tinggi Israel terhadap masker wajah," ucap dia.

Usaha yang mulai menggeliat ini tentu hal langka di Gaza. Gaza adalah wilayah pantai yang diblokade dari berbagai sisi oleh Israel dan Mesir sejak Hamas berkuasa pada 2007. Blokade serta tiga kali perang antara Israel dan Hamas telah menghancurkan pereokomian lokal. Angka pengangguran mencapai 50 persen. 

Menurut Shehada, lonjakan omzet pada waktu sekarang sangat signifikan, bahkan jauh dari keadaan biasanya. Terlebih, pengusaha Palestina yang berbasis di AS, juga memintanya untuk memasok satu juta masker wajah kepada mereka.

"Meskipun sumber daya dan kemampuannya terbatas, Jalur Gaza memproduksi masker wajah bedah di tingkat internasional dan telah ikut dalam persaingan pasar," ujarnya.

Karyawan Shehada, Muhammad (40 tahun), mengakui kondisi pandemi Covid-19 saat ini secara tidak terduga telah memperbaiki keadaan ekonomi keluarganya. Sebab, betapa tidak, selama beberapa tahun belakangan mereka hanya bekerja sebentar hanya ketika ada pesanan. 

"Tetapi sekarang jadi melesat," kata ayah tujuh anak ini.

Upah harian Muhammad pun mengalami peningkatan dan dia bisa mendapatkan uang tambahan melalui kerja lembur. Dia berharap pabrik masker Shehada ini bisa terus mengekspor ke Israel setelah pandemi berakhir.

Sejak 2016, Israel telah mengizinkan beberapa pabrik Gaza memproduksi pakaian untuk pasarnya. Pabrik-pabrik seperti Shehada memperoleh bahan baku dari pedagang Israel melalui satu-satunya persimpangan komersial Gaza, Kerem Shalom. Persimpangan ini sering ditutup di masa lalu ketika ketegangan meningkat antara Israel dan Hamas. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement