Kamis 21 May 2020 09:51 WIB

Pengamat: Vaksin, Kemitraan Global Kunci Akhiri Covid-19

Vaksin jadi salah satu faktor yang menentukan untuk mengakhiri pandemi.

Rep: Fergi Nadira / Red: Agus Yulianto
Neal Browning menerima suntikan dalam uji klinis studi keselamatan tahap pertama dari vaksin potensial untuk COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru.
Foto: AP/Ted S. Warren
Neal Browning menerima suntikan dalam uji klinis studi keselamatan tahap pertama dari vaksin potensial untuk COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat politik internasional, Arya Sandhiyudha menilai vaksin akan menjadi game changer dari perkembangan Covid-19 dunia, termasuk dampaknya terhadap İndonesia. Menurutnya, siapapun yang memprediksi berakhirnya Covid-19 ini hanya berbasis modelling kuantitatif tanpa menimbang sama sekali faktor kondisi politik internasional akan meleset.

"Salah satu kuncinya nanti bukan sekedar waktu penemuan vaksin, tapi kapasitas negara mengembangkan diplomasi untuk mendorong kerja sama global dan solidaritas global," ujar Arya dalam rilis persnya, Kamis (21/5).

Sebab tanpa itu, kata dia, akan ada perbedaan di antara negara-negara dunia dalam kemudahan mengakses vaksin. "Sementara vaksin itu jadi salah satu faktor yang menentukan untuk mengakhiri pandemi, di negara manapun," katanya.

Arya menyebutkan, Indonesia perlu mengembangkan kerja sama global agar tidak terjebak dalam pandemi berkepanjangan. Sebab semua negara di dunia saling membutuhkan dalam situasi seperti sekarang ini. 

Setiap negara juga punya peluang berkontribusi ketika telah berhasil menekan angka kasusnya, seperti Taiwan yang dengan cepat mencegah ledakan kasus di dalam negeri dan mengirimkan bantuan 17 juta masker ke ragam negara, termasuk Amerika Serikat dan Eropa. Kemampuan negara menggalang kerja sama global ini, menurutnya diperlukan untuk mengundang solidaritas negara lain untuk membantu negara menangani persoalan ini.

Arya yang juga Direktur Eksekutif The Indonesian Democracy Initiative (TIDI) berharap İndonesia dapat terus memainkan peran diplomasi agar negara besar seperti Amerika Serikat dan Cina dapat menghadapi pandemi Covid-19 bersama. "Kita, Indonesia, perlu terus menjalankan peran diplomasi agar keduanya tidak melanjutkan "Perang" (dagang -red) yang mereka lakukan sebelum masa Covid-19. Keduanya musti stop saling menyalahkan dan mengalihkan energinya untuk membentuk solidaritas global, yang pada akhirnya memberikan kemudahan dan kemurahan akses yang sama pada negara manapun terhadap vaksin," ujar Arya.

Atas faktor inilah Arya memprediksi wabah pandemi baru berakhir di Indonesia 2021. "Jadi faktor politik internasional seperti ini yang menurut saya perlu dipertimbangkan. Prediksi kami di TİDİ minimal 2021 baru berakhir," ujarnya.

Vaksin untuk Covid-19 belum akan siap hingga akhir tahun depan. Hal itu dikemukakan Dale Fisher, Ketua Jejaring Peringatan dan Tanggap Wabah (Global Outbreak Alert and Response Network) dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO). Fisher juga mengatakan bahwa keyakinan Presiden Donald Trump bahwa vaksin virus korona akan selesai pada akhir tahun 2020 "agak terlalu dini."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement