Kamis 21 May 2020 07:42 WIB

Jurus Kemenkop Dongkrak Usaha Kecil

UMKM dan koperasi didorong untuk memanfatkan pasar daring.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Natalia Endah Hapsari
Perajn memproduksi kerajinan rotan di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, (ilustrasi)
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Perajn memproduksi kerajinan rotan di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, 

 

JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menggandeng Blibli.com untuk membantu Koperasi serta Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) memanfaatkan pasar daring. Kementerian pun meluncurkan KUMKM Hub di platform Blibli.com.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi dukungan Blibli dalam program pemasaran KUMKM. KUMKM Hub berbentuk satu laman khusus yang dapat diakses melalui aplikasi Blibli.com dari gadget. 

Ia berharap, platform niaga elektronik seperti Blibli mampu mengoptimalkan perannya dalam memperluas jaringan pemasaran dan kesempatan bagi KUMKM tanpa terkecuali. “Dengan adanya pemasaran khusus KUMKM Hub, yang akan semakin mengoptimalkan penjualan UMKM melalui online," kata Teten saat peluncuran KUMKM Hub bersama Blibli.com secara virtual baru-baru ini.

Kemenkop, kata dia, terus mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital. Sebab saat ini, baru sebesar 13 persen atau sekitar 8 juta pelaku UMKM yang masuk market place.

Upaya tersebut, menurutnya, searah dengan Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia dan Gerakan 100.000 UMKM Go Online. “Pemerintah sedang menggerakkan program belanja dan bangga buatan Indonesia, mencoba ringankan beban keuangan UMKM. Kami dorong agar tetap bertahan dan tumbuh, terbukti, sektor kuliner, makanan dan bahan pokok menjadi sektor yang tetap tumbuh, di masa Pandemi,” tutur Teten.

Berdasarkan hasil pendataan dampak Covid-19 terhadap KUMKM, sebanyak 163.713 UMKM dan 1.785 koperasi dilaporkan terdampak. Turunnya permintaan secara signifikan menjadi permasalahan utama, ini dipengaruhi adanya arahan pemerintah bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah.

“Pandemi ini mengubah pola konsumsi masyarakat dari offline ke online, pemenuhan kebutuhan yang awalnya dilakukan cara konvensional bergeser ke digital. Maka Adaptasi wajib dilakukan KUMKM dan pemerintah berperan sebagai akselerator,” jelas Teten.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement