Rabu 20 May 2020 19:00 WIB

Bio Farma Resmi Luncurkan RT-PCR, Ini Keunggulannya

RT-PCR ini, akan diproduksi sebanyak 100 ribu kit, sampai dengan akhir Mei 2020.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Untuk memastikan keselamatan dan kualitas pemeriksaan PCR, penggunaan Biosafety Cabinet dalam setiap langkah kerja sangatlah penting.
Foto: dok. Freeport
Untuk memastikan keselamatan dan kualitas pemeriksaan PCR, penggunaan Biosafety Cabinet dalam setiap langkah kerja sangatlah penting.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bio Farma sebagai induk holding BUMN Farmasi, meluncurkan produk lifescience, berupa Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Peluncuran ini diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, dalam acara Kebangkitan Inovasi Nasional untuk melawan Covid-19.

 

Baca Juga

RT-PCR yang dihasilkan Bio Farma, merupakan hasil kolaborasi dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR) yang dimotori oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Menurut Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan I Bio Farma, Sri Harsi Teteki, Produk Bio Farma berupa RT-PCR kit masuk dalam kategori Screening dan diagnosis. Ini  memiliki fungsi  untuk mendeteksi virus Sars Cov2 penyebab Covid-19 yang merupakan gold standar dalam pemeriksaan Covid19.

“Bio Farma tergabung dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR) (TFRIC19) bersama Nusantics dan BPPT dan mendapatkan dukungan dari Gerakan Indonesia Pasti Bisa," kata Sri.

Sri menjelaskan, tugas dari Bio Farma adalah untuk melakukan validasi, regristrasi, produksi dan juga distribusi. produk ini merupakan hilirisasi dari peneltian yang merupakan hasil kolaborasi dan inovasi. "Pada tanggal 5 Mei 2020, sudah mendapatkan Nomor Izin Edar dari Kementerian Kesehatan," kata Sri Harsi.

Untuk tahap awal, kata dia, RT-PCR ini, akan diproduksi sebanyak 100 ribu kit, sampai dengan akhir Mei 2020. Jumlah tersebut akan di donasikan kepada BNPB untuk kemudian didistribusikan kepada laboratorium yang berada di 45 lokasi. Setelah pendonasian selesai, maka akan dilkukan tahap komersialisasi.

Sampai dengan saat ini, kata dia, sudah 16 lab yang menerima donasi dari Bio Farma, berdasarkan rekomendasi dari BNPB dan Kementerian Kesehatan berdasarkan peta epidemiologi dengan prinsip 3T (Tepat Laboratorium, Tepat Jumlah dan Tepat Waktu). Hal lain yang harus terpenuhi dari laboratorium  adalah sudah memenuhi standar teknis antara lain memiliki fasilitas Bio Safety Level (BSL) 2, PCR Open System, dan sudah pernah melakukan analisa sampel Covid-19.

Keunggulan yang dimiliki dari RT PCR ini, kata dia, adalah memiliki sensitivitas yang tinggi hampir 100 persen  untuk mendeteksi Covid-19 karena didesain oleh target gen sesuai sequence virus yang ada Indonesia.  Keunggulan kedua RT PCR ini didesain untuk open system PCR sehingga bisa digunakan dimesin PCR manapun.

Keunggulan berikutnya, kata dia, adalah sudah menerapkan GDP (Good Distribution Process) sesuai dengan Rekomendasi dari WHO. Yakni, dalam pengantaran suhunya mengikuti prinsip sistem rantai dingin / cold chain system, seperti distribusi vaksin pada umumnya dan yang tidak kalah penting, adalah harga yang ditawarkan saat komsersialisasi,akan terjangkau.

Presiden Joko Widodo menyampaikan  bahwa saat ini dunia sedang beradu cepat dalam menangani wabah Covid-19, dan hari ini karya nyata yang konkrit, “Hari ini merupakan momentum baru bagi kebangkitan bangsa kita, dan kebangkitan sains dan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan,” ujar Joko Widodo.

Selain RT-PCR hasil produksi Bio Farma, dalam acara yang disekaligus memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2020. Ada delapan produk lainnya yang turut diluncurkan untuk melawan Covid-19 yang sudah menjadi pandemi global sejak Maret 2019 yang lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement