Rabu 20 May 2020 14:06 WIB

Penyembuhan Covid-19 Bisa Berbulan-bulan Walau Gejala Ringan

WHO menyatakan penyembuhan covid-19 bervariasi, dari dua sampai 6 minggu.

Paul Garner.
Foto: abc.net
Paul Garner.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paul Garner, seorang ahli penyakit menular pernah terkena malaria dan beberapa penyakit lain. Sekarang juga mengalami terkena COVID-19.

Paul Garner dari Sekolah Kedokteran Penyakit Tropis di Liverpool di Inggris paham sekali seberapa tidak nyamannya hidup dengan penyakit apapun.

Baca Juga

"(COVID-19) adalah penyakit terburuk yang pernah saya alami," kata Paul.

Paul mengatakan penyakit ini datang di saat yang paling tidak terduga. Dia sedang menjalani masa perawatan setelah didiagnosa terjangkit virus corona 59 hari yang lalu.

"Saya merasa enak badan, tapi tiba-tiba di siang hari penyakit ini seolah menghantam kepala saya dengan tongkat bisbol," ucap dia.

 
"Durasi penyakit ini benar-benar melumpuhkan saya. Saya hanya bisa berdoa suatu saat penyakit ini akan pergi dengan sendirinya."
 

Paul mengatakan penyakit tersebut menimbulkan gejala yang mirip dengan sindrom kelelahan kronis, namun belum yakin 100 persen. Paul adalah satu dari ribuan pasien COVID-19 yang memahami seberapa melelahkannya hidup dengan penyakit tersebut.

"Kalau yang sudah pernah mengalami, pasti mengerti maksud sindrom kelelahan karena COVID," kata dia.

Ilmuwan yang hingga kini masih meneliti dampak jangka panjang yang ditimbulkan COVID-19. Ilmuwan khawatir penyakit tersebut menimbulkan kerusakan parah pada organ tubuh penderita.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa proses penyembuhan COVID-19 bervariasi. Penyembuhan mulai dari dua minggu hingga enam minggu, bagi kasus yang parah.

Namun, penderita COVID-19, baik yang tidak parah sekalipun, tetap akan merasa lelah dan sesak napas ketika sudah berada di tahap pemulihan.

Dampak jangka panjang COVID-19 salah satunya diteliti oleh dokter ahli penyakit menular di St Vincent Hospital Sydney Professor Greg Dore. "Kami tertarik untuk meneliti efek dari COVID-19. Penyakit ini memiliki spektrum gejala yang luas, dari gangguan pernapasan yang relatif ringan hingga pneumonia yang sangat parah."

Professor Greg sedang meneliti dampak COVID-19 termasuk dalam kasus tidak parah, dengan memperhatikan beberapa faktor seperti ketahanan penderita berolahraga, fungsi koordinasi, dan kemampuan berkonsentrasi.

Tidak lagi bugar

Salah satu pasien yang menjadi contoh kasus dalam penelitian di rumah sakit tersebut adalah Alex Lewis. Dua bulan setelah dinyatakan sembuh, Alexis masih mengalami kesulitan.

"Saya sebelumnya cukup bugar, namun sekarang tidak lagi. Kondisi pernapasan saya terus memburuk dan berolahraga terasa lebih sulit," katanya.

"Butuh beberapa waktu sembuh. Rasa lelah datang dan pergi."

Komunitas online pasien COVID-19 dari seluruh dunia

Dampak jangka panjang dari COVID-19 dirasakan pasien yang sudah dinyatakan sembuh di seluruh dunia. Fiona Lowenstein, penulis dari Amerika Serikat yang didiagnosa terkena COVID-19 pertengahan Maret lalu merupakan salah satu yang turut merasakan.

"Proses pemulihannya lama sekali dan saya tidak menyangka akan demikian," kata Fiona.

Karena terbatasnya informasi mengenai situasi yang ia alami, Fiona mendirikan sebuah kelompok beranggotakan ribuan mantan pasien COVID-19 untuk mendukung satu sama lain.

Anggota kelompok ini juga merasakan kelelahan dan perasaan tidak enak badan setelah dinyatakan sembuh.

"Saya pikir saya sudah sembuh total beberapa minggu lalu, tapi gejala lama itu malah kembali, ditambah rasa panas dingin dan keringat, juga kelelahan yang sangat intens," katanya.

Pengalaman tersebut menjadi dasar dari dibentuknya kelompok di media sosial yang sangat aktif tersebut. "Jelas sekali bagi saya, perlu ada sebuah komunitas bagi penderita virus ini agar kita bisa berbagi pengalaman satu sama lain," kata dia.

 

sumber: https://www.abc.net.au/indonesian/2020-05-19/mereka-yang-mengalami-gejala-ringan-covid-19-pun-susah-sembuh/12263346

 

sumber : ABC.net
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement