Rabu 20 May 2020 13:27 WIB

Menperin Berharap Industri RI Rebound Setelah Wabah Covid-19

Dua masalah utama yang dihadapi sektor manufaktur adalah cash flow dan modal kerja.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  — Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, keinginannya agar industri cepat bangkit, kembali bergairah setelah mendapat tekanan berat dari pandemi Covid-19.

“Kami ingin industri kita bisa cepat rebound pascawabah virus corona ini, dengan memberikan berbagai stimulus yang komprehensif sesuai kebutuhan di sektornya,” kata Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (20/5).

Hal itu disampaikan Agus ketika melakukan diskusi secara virtual dengan Pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Selasa (19/5) petang.

Agus menyampaikan, sebelum pandemi Covid-19, Kemenperin telah berupaya meningkatkan daya saing sektor industri melalui implementasi Perpres Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. “Kami akan terus perbarui atau menambah list penerima harga gas 6 dollar AS per MMBTU,” katanya.

Agus mengungkapkan, dua masalah utama yang dihadapi sektor manufaktur akibat pandemi Covid-19 adalah kendala cash flow serta kebutuhan akan modal kerja.

Menurut Agus, salah satu solusi untuk kendala arus kas adalah memberikan fasilitasi restrukturisasi kredit. “Hampir semua perusahaan perlu dapat restrukturisasi kredit, bukan hanya sektor UMKM,” ujar Agus.

Sedangkan modal kerja sangat dibutuhkan untuk restarting industri ketika kondisi kembali normal, sehingga, kata dia, diperlukan upaya untuk kembali mendorong investasi, di samping memacu pasar ekspor dan memenuhi kebutuhan bahan baku.

Pada kesempatan itu, Ketua Umum Apindo Hariyadi B Sukamdani memberikan apresiasinya kepada Kemenperin yang telah melangkah cepat untuk menekan dampak yang dialami oleh sektor industri akibat pandemi Covid-19.

“Sebaiknya memang pemerintah dapat membantu sektor industri, karena jumlahnya dan perannya terhadap PDB cukup signifikan,” ujarnya.

Hariyadi juga mengungkapkan, terim kasih atas surat edaran Menperin yang pemerintah daerah maupun ke PLN. “Semoga bisa direspons cepat (PLN). Sebab, anggota kami masih harus bayar minimum charge, padahal sedang tutup atau turun kapasitas,” ungkapnya.

Apindo juga mengusulkan gugus tugas untuk membangkitkan kembali kegiatan ekonomi dan mendorong konsumsi masyarakat untuk meningkatkan penjualan, khususnya bagi produk makanan dan minuman.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri masih memberikan kontribusi paling besar terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional hingga 19,98 persen pada triwulan I 2020.

Beberapa sektor industri pengolahan nonmigas yang masih memcatatkan kinerja positif sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, di antaranya adalah industri kimia, farmasi dan obat tradisional yang tumbuh 5,59 persen, kemudian industri alat angkutan (4,64 persen) serta industri makanan dan minuman (3,94 persen).

Selain itu, nilai investasi industri pengolahan selama triwulan I 2020 menunjukkan angka positif menyentuh angka Rp 64 triliun atau naik 44,7persen dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 44,2 triliun.

Pada kuartal I 2020 ini, nilai investasi industri manufaktur memberikan kontribusi yang signifikan, hingga 30,4 persen dari total investasi keseluruhan sektor Rp 210,7 triliun, ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement