Rabu 20 May 2020 13:17 WIB

Odesa Indonesia Kembangkan Pertanian Kelor

Juga penghasil gizi lainnya seperti Sorgum, Hanjeli, Daun Afrika dan Bunga Telang

 Odesa Indonesia Kembangkan Pertanian Kelor
Foto: Odesa Indonesia
Odesa Indonesia Kembangkan Pertanian Kelor

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Tanaman bernama latin Moringa Oleifera atau Kelor, dikembangkan oleh Yayasan Odesa Indonesia dengan melibatkan ribuan petani. ''Ini bertujuan untuk memperkuat gizi, ekonomi dan juga penyelamatan lahan dari erosi,'' tandas pendamping ekonomi pertanian Odesa Indonesia, Basuki Suhardiman dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (20/5).

Kegiatan Yayasan Odesa Indonesia dalam memajukan pertanian di Kawasan Bandung Utara selama masa tiga tahun telah meluaskan tanaman kelor hingga pada tujuh desa di Kecamatan Cimenyan dan beberapa desa di daerah lain. Selain kelor, Yayasan Odesa Indonesia juga menyertakan tanaman penghasil gizi lain seperti Sorgum, Hanjeli, Daun Afrika dan Bunga Telang. 

Basuki mengungkapkan pihaknya  sudah lebih membagikan 12 ribu bibit kelor kepada 4.358 petani untuk ditanam di pekarangan masing-masing.  Selain tanam di pekarangan, terdapat 76 petani yang sudah mulai mengembangkan kelor untuk tanam tumpang sari di ladangnya. Terdapat 12 pembibit yang menyediakan bibit untuk kebutuhan tanam. Dan terdapat 16 petani yang sudah menanam dengan sistem intensif di area ladang. ''Pertanian yang berdaya guna adalah pertanian yang berbasis ilmu pengetahuan. Banyak sumber pangan kita yang baik untuk menjawab problem gizi, dan juga bisa menjadi solusi baru ekonomi. Kelor merupakan salahsatu tanaman yang penting dalam gerakan perbaikan kualitas manusia Indonesia di desa-desa,'' Kata Basuki.

 Salah seorang petani, Roni Setiawan (40 tahun) bersama belasan rekannya beserta keluarga, memanen Kelor, pada Rabu (20/5). Dikatakan Roni, hasil panennya antara lain untuk konsumsi keluarga  dan sebagian akan dibagikan untuk tetangganya yang belum menanam. Lokasi ladang pertanian Roni di perbukitan Desa Cikadut bagian utara, berjarak 3 km dari Kuburan Corona Cikadut Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. ''Saya sudah mulai menanam satu tahun lalu. Secara bertahap dan sekarang sudah sering panen. Pihak Yayasan mendorong saya untuk mengonsumsi rutin, berbagi bibit dan hasil panen kepada saudara dan tetangga, dan selebihnya dijual ke Yayasan untuk diolah menjadi teh daun kelor,'' kata Roni. 

Diakuinya, dengan menanam kelor, keluarga petani akan mendapatkan gizi yang melimpah dan lahan yang ditanami kelor tertolong dari bencana erosi karena kelor adalah tanaman sayuran dengan batang kayu yang kokoh dan besar. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement