Rabu 20 May 2020 11:11 WIB

Bupati Gebze: Merauke Bisa Jadi Lumbung Pangan Papua

Merauke mulai melakukan percepatan tanam di beberapa wilayah.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Endro Yuwanto
Petani Menujukkan padi hasil panen dengan menggunakan mesin Combine Harvester di Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petani Menujukkan padi hasil panen dengan menggunakan mesin Combine Harvester di Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, MERAUKE -- Kabupaten Merauke, wilayah paling ujung timur Indonesia, dan merupakan wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini mulai melakukan percepatan tanam di beberapa wilayah. Hal ini sebagai tindak lanjut gerakan tanam padi dan jagung serentak se-Indonesia.

Bupati Merauke Fredirikus Gebze menjelaskan, sasaran luas tanam di Kabupaten Merauke untuk Musim Tanam Tahun 2019/2020 (rendeng) seluas 36.155 hektare dan terealisasi tanam seluas 33.948 hektare.

Belum tercapainya sasaran luas tanam itu disebabkan pengaruh iklim lantaran curah hujan normal baru terjadi pada awal Februari. Pun serangan hama tikus dan burung yang menjadi penyebab tidak tercapainya sasaran luas tanam tersebut.

"Untuk itu saya instruksikan ke jajaran Dinas Pertanian dorong petani bisa segera tanam supaya kekurangan luas tanam dapat direalisasikan pada musim tanam gadu 2020",  ujar Gebze dalam siaran pers Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (20/5).

Adapun target Luas Tanam Musim Gadu 2020 seluas 25.341 Ha. Menurut Gebze, strategi pencapaian luas tanam bisa ditingkatkan dengan memaksimalkan percepatan tanam dengan memanfaatkan air.

Kabupaten Merauke sejauh ini dinilai mampu menyuplai beras ke wilayah-wilayah sekitarnya, seperti Jayapura, Timika, Mapi, Boven Digul, dan Asmat. Namun, mengalami kendala dalam penanganan pasca-panen, sehingga diharapkan dukungan pemerintah pusat.

“Harapan kami tindak lanjut pada momen yang lalu, guna mendukung peningkatan kualitas produksi di Kabupaten Merauke, kami membutuhkan alat pasca panen. Kami ingin mengajukan bantuan alat combine harvester sebanyak 60 unit supaya petani bisa kerja lebih mudah," jelas Gebze.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menjelaskan, gerakan percepatan tanam harus dilakukan. Hal itu mengingat rekomendasi FAO tentang ancaman krisis panjang akibat musim kemarau yang diprediksi akan terjadi pada puncak Agustus 2020.

Kementan menargetkan luas tambah tanam padi periode April–September 2020 seluas 5,62 juta hektare yang dapat menghasilkan beras sebanyak 15,05 juta ton.

"Untuk itu, pertanaman padi bulan Mei sampai dengan September 2020 harus dioptimalkan agar target luas tambah tanam itu tercapai. Gerakan tanam serentak ini pasti bisa mewujudkan hal tersebut. Jika skema ini berjalan dengan baik, stok beras kami pastikan aman hingga akhir tahun 2020," tegas Suwandi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement