Rabu 20 May 2020 10:30 WIB

KBRI New Delhi Pulangkan Mandiri 59 WNI Tertahan di India

Pesawar dari India dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta pukul 14.45 WIB.

Pesawat maskapai Air India.   (ilustrasi)
Foto: EPA/DIVYAKANT SOLANKI
Pesawat maskapai Air India. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Indonesia di New Delhi merepatriasi atau memulangkan secara mandiri 59 warga negara Indonesia (WNI) yang tertahan di India karena kebijakan lockdown negara tersebut.

Berdasarkan keterangan tertulis KBRI New Delhi yang diterima di Jakarta, Rabu (20/5), sebanyak 59 WNI akan terbang dengan pesawat Air India kode penerbangan AI 13081. Pesawat dijadwalkan berangkat dari embarkasi Indira Gandhi International Airport (IGIA) pada pukul 06.31 waktu setempat dan tiba di Bandara Soekarno Hatta pukul 14.45 WIB.

Setibanya di Jakarta, pesawat Air India ini akan merepatriasi WN India dari Indonesia ke India.

Total penumpang dalam pesawat tersebut sebanyak 73 orang yang terdiri atas 59 orang WNI, 13 WN India, dan seorang WN Rusia. Dari sebanyak 59 WNI yang ikut dalam repatriasi ini, 38 orang di antaranya adalah pelancong, 10 orang mahasiswa atau pelajar, tiga orang pelatih bulu tangkis dan tujuh orang profesional.

“Repatriasi mandiri ini adalah realisasi dari komitmen Pemerintah RI dalam menjamin pelindungan kepada semua WNI di luar negeri, dan telah menjadi prioritas diplomasi Indonesia khususnya saat dunia dilanda krisis seperti sekarang ini,” kata Duta Besar Republik Indonesia untuk India Arto Suryodipuro.

Untuk kelancaran proses kepulangan WNI, Satgas KBRI New Delhi selain menyediakan transportasi untuk penjemputan, para WNI juga diberikan informasi tentang protokol kesehatan yang harus dipatuhi selama penerbangan hingga saat ketibaan di Jakarta, termasuk kewajiban mengenakan APD.

Satgas KBRI New Delhi juga membekali para WNI dengan surat keterangan jalan, surat keterangan bebas Covid-19, dan surat keterangan sehat ready to fly yang dikeluarkan otoritas kesehatan di New Delhi. Pada H-2 KBRI New Delhi memfasilitasi semua calon penumpang untuk melakukan tes swab untuk Covid-19.

Program repatriasi mandiri ini adalah yang perdana dilakukan sejak diberlakukanya kebijakan lockdown pertama kali oleh Pemerintah India pada 24 Maret 2020 lalu.

“Saya sangat bersyukur dengan adanya program repatriasi mandiri ini, karena jujur saja, saya sudah hampir kehilangan harapan untuk melewati suasana Ramadhan dan Idul Fitri bersama keluarga tercinta di Tanah Air,” kata Hendra, salah seorang pelatih bulu tangkis asal Indonesia di salah satu akademi di negara bagian Haryana.

Proses pendataan WNI untuk program repatriasi mandiri perlu waktu dikarenakan keberadaan masing-masing WNI yang tersebar di beberapa negara bagian di India. Mereka terpaksa menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk tiba di New Delhi melalui jalan darat.

Misalnya Jok Kwi, yang datang dari negara bagian Bihar harus menempuh waktu perjalanan selama 19 jam dan juga Christina Carolona yang datang dari Kolkata menempuh perjalanan 28 jam non-stop lewat jalan darat.

Situasi di perjalanan dengan adanya pembatasan pergerakan publik, blokade jalan di setiap perbatasan wilayah yang dijaga ketat oleh petugas polisi, serta peraturan physical distancing menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi WNI saat melakukan perjalanan menuju titik kumpul di New Delhi.

Namun demikian, dengan bekal surat jalan dan komunikasi aktif KBRI dengan kementerian dan instansi terkait, semua WNI bisa tiba di New Delhi sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Dubes RI Arto Suryodipuro ikut melepas keberangkatan para WNI di bandara IGIA New Delhi dan berinteraksi langsung dengan para WNI untuk memastikan semua persiapan keberangkatan baik administrasi maupun dokumen kesehatan sudah disiapkan dengan baik.

“Saya ucapkan selamat jalan, semoga semua tiba di Tanah Air dengan selamat hingga berkumpul kembali dengan keluarga tercinta. Seluruh tim sudah bekerja dengan baik hingga repatriasi ini bisa terlaksana sesuai dengan yang kita harapkan” demikian Dubes Arto saat proses pelepasan WNI di IGIA.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement