Ahad 24 May 2020 05:34 WIB

Pasar Alat Kesehatan di Indonesia Sangat Menjanjikan

Indonesia namun masih sangat bergantung pada alat kesehatan impor.

Pasar alat kedokteran sangat besar, di Indonesia bisa mencapai 2,2 juta dolar AS per tahun.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Pasar alat kedokteran sangat besar, di Indonesia bisa mencapai 2,2 juta dolar AS per tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Produsen Alat Kesehatan (Aspaki) menyampaikan bahwa pasar alat kesehatan di Indonesia sangat menjanjikan. Angkanya bisa mencapai 2,2 juta dolar AS per tahun.

"Pasar alat kedokteran sangat besar, di Indonesia bisa mencapai 2,2 juta dolar AS per tahun. Namun, sayangnya Indonesia sangat tergantung kepada produk impor," ujar Direktur Eksekutif Aspaki, Ahyahuddin Sodri dalam diskusi daring di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Di Indonesia, ia mengemukakan, kalau dilihat dari strukturnya, potensi itu terdapat di sekitar 3.000 rumah sakit, 9.000 puskesmas dan klinik swasta. "Jumlah itu sebaiknya jadi motivasi agar semua mau memikirkan untuk menggunakan produk lokal," ucapnya.

Menurut dia, salah satu yang menghambat pengembangan industri alat kesehatan yakni dunia kedokteran masih sangat akrab dengan produk impor. Kondisi itu berimbas kepada penggunaan produk lokal.

"Bangsa ini belum memiliki karakter industri, untuk menerapkan negara ini tumbuh menjadi industri harus dimulai dari budaya," katanya.

Ahyahuddin Sodri mengemukakan terdapat tiga hal untuk mendukung pengembangan industri alat kesehatan di dalam negeri. Yakni komprehensif, terstruktur, dan keberlanjutan.

"Itu diperlukan dalam rangka pengembangan industri alat kesehatan dari hulu sampai hilir," katanya.

Ia meminta pemerintah tidak hanya mengandalkan Kementerian Kesehatan namun juga Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, hingga instansi pemerintah terkait produksi agar tercipta pengembangan alat kesehatan yang berkelanjutan. "Saat ini, pengembangan industri, termasuk alat kesehatan selalu terhambat karena kebijakan yang selalu berubah jika pemimpinnya juga berubah," katanya.

Ia menambahkan pelaku usaha yang bakal terjun ke industri kesehatan juga harus siap mental karena regulasi di sektor inisangat ketat. "Keamanan adalah nomor satu, siapapun yang produksi alkes harus ikuti standar sehingga produk yang dihasilkan memenuhi kriteria bagi pasien," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement