Ahad 24 May 2020 06:50 WIB

Warga Kepulauan Seribu Diajak Budidaya Rumput Laut

Pemanfaatan rumput laut juga bisa menjadi sumber pendapatan masyarakat sekitar.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Warga Pulau Panggang melintasi rumput laut yang dijemur untuk dikeringkan di Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Rabu (18/9).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Warga Pulau Panggang melintasi rumput laut yang dijemur untuk dikeringkan di Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Rabu (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengajak warga Kepulauan Seribu memaksimalkan potensi budidaya rumput laut jenis spinosum. Terlebih ekspor komoditas tersebut dari Kepulauan Seribu, baru mencapai 300 ton perbulan. Sementara itu permintaan pasar Vietnam mencapai tiga ribu ton per bulan.

"Ini merupakan peluang pasar yang harus dimanfaatkan oleh kita semua, baik pembudidaya maupun pelaku pasar maupun eksportir," ujar Menteri Edhy usai meninjau budidaya rumput laut spinosum di Pulau Karya, Kepulauan Seribu, belum lama ini.

Baca Juga

Edhy mengatakan, pemanfaatan rumput laut juga bisa menjadi sumber pendapatan masyarakat sekitar di tengah Pandemi Covid-19. Apalagi harga rumput laut yang sempat drop, kini kembali stabil. Oleh karena itu, Edhy meminta peluang budidaya dari sektor rumput laut dioptimalkan.

Edhy menyebut rumput laut jenis Spinosum sp, juga lebih adaptif dan tahan terhadap penyakit seperti ice-ice sehingga memiliki resiko usaha yang lebih rendah. Selain itu, rumput laut juga menyerap 40 persen carbon sehingga mampu untuk membantu memperbaiki kualitas udara dan lingkungan.

"Spinosum memang cocok. Kita akan lakukan apa yg bisa kita perbuat, akan kita bantu. Rumput laut tidak perlu repot, sekali tanam panen terus," ucap Edhy.

Di tempat yang sama, Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto memaparkan Indonesia sebagai penghasil rumput laut terbesar kedua setelah China. Beragam jenis rumput laut dapat dibudidayakan yakni Euchema cottonii (penghasil kappa carrageenan), Gracillaria sp. (penghasil agar-agar), Sargassum (penghasil alginat), Caulerpa sp. (dapat dikonsumsi dalam kondisi segar), Spinosum sp (penghasil carrageenan), Gelidium amanzii dan Ptylophora sp. (penghasil biofuel dan kertas) serta eberapa jenis lainnya.

Saat ini Indonesia memiliki 550 jenis varian rumput laut bernilai ekonomis tinggi. Slamet menyebut angka sementara produksi rumput laut Indonesia sepanjang 2019 mencapai 9,92 juta ton. Slamet mengatakan mayoritas produksi dihasilkan dari jenis Euchema cottonii dan Gracillaria sp.

"Pada 2020, KKP menargetkan produksi rumput laut sebesar 10,99 juta ton. Target akan terus meningkat hingga 2024 menjadi sebesar 12,33 juta ton," kata Slamet.

Dalam rangkaian kunjungan ke Kepulauan Seribu, Edhy juga menyerahkan 150 paket sembako. Bantuan tersebut diserahkan kepada perwakilan pembudidaya guna menghindari kerumunan warga yang masih menjalankan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Kepulauan Seribu Husein Murad, Kepala Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasi Perikanan (BKIPM), Rina serta perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement