Selasa 19 May 2020 13:18 WIB

Wahai Manusia, Hormati Orang Tua!

Tingkat kematian terkait Covid-19 di panti-panti wreda sedunia mengkhawatirkan.

Seorang warga mengenakan masker yang dibagikan untuk melindungi para lansia di Banda Aceh, pada 1 Mei lalu.
Foto: EPA/HOTLI SIMANJUNTAK
Seorang warga mengenakan masker yang dibagikan untuk melindungi para lansia di Banda Aceh, pada 1 Mei lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW JERSEY -- Pada pertengahan April lalu, pihak kepolisian di New Jersey, Amerika Serikat, dapat telepon masuk. Yang di seberang saluran mengabarkan keberadaan puluhan mayat dibiarkan begitu saja di luar salah satu panti wreda terbesar di sana. Polisi bergerak dan menemukan laporan itu benar adanya. Selain itu, ada tambahan 17 jenazah di salah satu ruang bangunan itu. 

Di Spanyol, kejadian serupa terjadi di Madrid. Pada akhir Maret lalu, sekelompok tentara terkejut mendapati para orang tua dibiarkan jenazahnya di sebuah panti wreda yang hendak mereka semprot disinfektan. Para mendiang dibiarkan begitu saja di tempat tidur masing-masing.

Kisah yang dimuat berbagai media tersebut terungkap kemudian hanya merupakan puncak dari gunung es. The Guardian mencatat, seantero dunia, terutama negara-negara Barat, kewalahan dengan tingginya kematian akibat Covid-19 di panti-panti wreda.

Di Amerika Serikat, lokasi kisah pertama, saat ini jumlah kematian terkait Covid-19 telah mencapai 90 ribu jiwa. Dari jumlah itu, data sementara yang dikumpulkan pihak swasta menunjukkan setidaknya sepertiga hingga setengah kematian berasal dari panti jompo.

Sementara itu, di Spanyol belum ada pendataan serupa. Meski begitu, di Madrid (6.000 kematian) dan Katalunya (3.300 kematian), setidaknya sepertiga korban juga meninggal di panti wreda.

photo
Petugas kesehatan membantu mengangkut warga lansia untuk menghindari Covid-19 di Moskow, Rusia.  - (AP/Pavel Golovkin)

Di Italia, episentrum lainnya dari Covid-19, panti-panti wreda juga mengumumkan peningkatan jumlah kematian selepas Covid-19 mengamuk. Hampir separuh kematian di berbagai panti wreda negara tersebut akibat Covid-19.

Di Swedia, dilaporkan bahwa 90 persen dari 3.700 yang meninggal karena Covid-19 berusia di atas 70 tahun. Dewan Kesehatan Nasional Swedia mengungkapkan, dari lansia yang meninggal itu separuhnya tinggal di panti wreda. "Kita gagal melindungi kaum lansia. Itu sangat serius dan merupakan kegagalan masyarakat secara keseluruhan," kata Menteri Kesehatan Lena Hallengren di televisi nasional Swedia.

Di Belgia, lebih dari separuh dari 9.000 yang berpulang terkait Covid-19 juga merupakan penghuni panti wreda. "Masyarakat Belgia tampaknya memutuskan bahwa kehidupan para tetua yang hidup terisolasi ini harganya lebih murah," ujar ilmuwan sosial Geoffrey Pleyers di Le Soir

photo
Warga setempat membagi-bagikan masker di Mouraia, Lisbon, Portugis. - (AP/Armando Franca)

DR Charles C Camosy, dosen bioetik dan teologi moral di Fordham University, menjelaskan dalam tulisannya di the New York Times bahwa fenomena kematian yang marak tersebut merupakan buah dari kebudayaan dan mereka. Gaya hidup industrialis mengedepankan produktivitas dan menganggap sebagian kelompok manusia yang tak lagi produktif sebagai beban. Gaya hidup konsumerisme menganggap kepedulian bisa dinilai dengan materi.

Dalam bahasanya, Camosy menyebut hal itu sebagai "throwaway culture". Pola pikir bahwa ada sekelompok bisa dikesampingkan karena dianggap tak berguna lagi. "Hingga sampai saat ini, budaya itu telah memarginalkan populasi lansia dan membuat krisis di panti wreda tak terhindarkan," ujarnya.

Masa-masa seperti ini dengan data-data kematian yang sudah terpapar ia harapkan bisa mengubah persepsi warga Amerika Serikat dan meninggalkan budaya tersebut. "Kemudian menghormati kesetaraan moral dan sosial semua manusia terlepas dari status mental dan fisik mereka," tulisnya.

 
Bukan dari golongan kami siapa saja yang tak menyayangi anak kecil dan tak menghormati orang tua.
HR Attirmidzi
 

Dan pada masa-masa seperti ini, seperti ditulis Abdelfattah Kadiri, pengajar studi Islam di Oman, dalam artikel di Moroccoworldnews, manusia bisa menengok kembali ajaran Islam soal penghormatan pada orang tua, terlebih di tengah merebaknya isu herd immunity; konsep yang dinilai memprioritaskan warga produktif dibandingkan tetua-tetua di masyarakat.

Kadiri menekankan, orang tua sebagai beban adalah konsep yang asing dalam Islam. Sebaliknya, Rasulullah SAW tak kurang-kurang menekankan perlunya menghormati orang tua. "Bukan dari golongan kami siapa saja yang tak menyayangi anak kecil dan tak menghormati orang tua," tulis Kadiri mengutip hadits yang diriwayatkan Attirmidzi tersebut.

Komunitas Islami diharapkan senantiasa menjaga orang-orang tua di antara mereka, memberikan penghormatan yang layak mereka dapatkan, dan tak merendahkan status mereka. Pada masa-masa seperti sekarang, saat lansia sangat rentan terdampak, nilai-nilai itu harus diutamakan. 

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman ayat 14). n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement