Selasa 19 May 2020 09:35 WIB

Harga Minyak Menguat Didukung Kemajuan Penelitian Vaksin

Harapan ini membangkitkan optimisme dimulainya kembali kegiatan ekonomi.

Harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan pada akhir perdagangan Senin (18/5), dipicu hasil awal yang positif pada vaksin virus corona.
Foto: Antara/Moch Asim
Harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan pada akhir perdagangan Senin (18/5), dipicu hasil awal yang positif pada vaksin virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan pada akhir perdagangan Senin (18/5), dipicu hasil awal yang positif pada vaksin virus corona. Kemajuan ini membangkitkan optimisme dimulainya kembali kegiatan ekonomi dan tanda-tanda produsen minyak menindaklanjuti rencana pengurangan produksi.

Kontrak berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik 2,31 dolar AS atau 7,1 persen, menjadi menetap di 34,81 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni terangkat 2,39 dolar AS atau 8,1 persen menjadi ditutup pada 31,82 poin.

Baca Juga

Harga itu adalah penyelesaian tertinggi untuk Brent dan WTI sejak 11 Maret, hanya beberapa hari setelah harga mulai runtuh menyusul kegagalan perjanjian pemotongan produksi antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+.

“Butuh dua bulan bagi WTI untuk membersihkan reruntuhan dari pertemuan Maret (OPEC+) pada Maret,” kata Bob Yawger, direktur berjangka energi di Mizuho di New York.

Pada paruh pertama Mei, OPEC+ telah memotong ekspor minyak dengan tajam. Perusahaan yang melacak pengiriman mengatakan ada petunjuk awal yang kuat dalam mematuhi perjanjian pemangkasan produksi baru.

OPEC+ sepakat untuk memotong pasokan dengan rekor 9,7 juta barel per hari (bph) mulai 1 Mei. Arab Saudi, pengekspor utama dunia, mengumumkan pekan lalu akan memotong tambahan satu juta barel per hari pada Juni. Reli dalam kontrak WTI Juni, yang akan berakhir pada Selasa (19/5), menunjukkan penurunan bersejarah bulan lalu ke negatif 40 dolar AS per barel tidak akan terulang. 

Kontrak WTI Juli adalah kontrak berjangka AS yang lebih aktif diperdagangkan dengan volume dalam kontrak bulan kedua melampaui bulan depan selama beberapa hari terakhir. Kontrak Juli ditutup naik 7,2 persen menjadi 31,65 dolar AS.

Di Amerika Serikat, pembukaan kembali bisnis dan kehidupan sosial secara bertahap mendapatkan daya tarik dengan semakin banyak orang Amerika yang muncul dari penguncian virus corona dan pasar saham yang meningkat karena hasil uji awal vaksin potensial.

Data awal dari vaksin Covid-19 Moderna Inc, yang pertama kali diuji di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa vaksin itu menghasilkan antibodi pelindung pada sekelompok kecil sukarelawan sehat, kata perusahaan itu, Senin. Cuaca musim panas juga telah menarik seluruh dunia untuk muncul dari penguncian virus corona.

Toko-toko dan restoran dibuka kembali di Italia pada Senin. Sementara pusat wabah lainnya seperti Spanyol dan Portugal akan secara bertahap mencabut pembatasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement