Selasa 19 May 2020 08:31 WIB

Otoritas Selidiki 120 Zoombombing Pelecehan Anak di Inggris

Zoombombing telah meningkat selama karantina wilayah akibat pandemi covid-19.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Aplikasi video konferensi Zoom.
Foto: EPA
Aplikasi video konferensi Zoom.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- National Crime Agency (NCA) melaporkan lebih dari 120 kasus video call Zoom di Inggris dibajak orang asing. Pembajakan ini menampilkan gambar pelecehan anak. Aksi ini kini sedang diselidiki oleh NCA.

Seorang juru bicara NCA mengatakan NCA memimpin dan mengoordinasi tanggapan Inggris terhadap konferensi video yang terganggu oleh gambar anak-anak yang tidak senonoh. NCA dengan pasukan polisi melakukan penyelidikan mereka untuk lebih dari 120 kasus.

Baca Juga

“Peran kami termasuk memahami apakah alamat IP yang digunakan dan gambar mengerikan yang dibagikan adalah sama. Ini akan memungkinkan NCA untuk mengidentifikasi tautan antara pelanggaran dan investigasi koordinasi,” ujar juru bicara NCA, seperti yang dilansir dari Sky News, Selasa (19/5).

Praktik pembajakan tersebut dikenal sebagai Zoombombing. Zoombombing telah meningkat selama karantina wilayah akibat pandemi covid-19. Saat karantina wilayah, semakin banyak orang beralih ke platform konferensi video untuk berbicara dengan keluarga, teman dan kolega.

Tetapi kelemahan keamanan memungkinkan siapa saja mengakses rapat jika mereka memiliki nomor ID atau tautan ke sana. Setelah perincian beberapa pertemuan dibagikan di media sosial, meskipun praktik itu tidak dianjurkan baik oleh platform maupun pejabat, orang asing dapat mengganggu panggilan video dengan bahasa dan gambar yang mengganggu.

Insiden itu digambarkan cukup mengerikan. Zoom telah dituduh gagal melindungi penggunanya. Beberapa negara dan institusi telah melarang penggunaan Zoom untuk alasan keamanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement