Bilakah Puasa Ramadhan Kita Diterima Allah?

Red: Hasanul Rizqa

Senin 18 May 2020 23:14 WIB

ilustrasi puasa Ramadhan Foto: Republika/mgrol 101, mardiah ilustrasi puasa Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa atau shaum adalah ibadah yang wajib dilakukan setiap Muslim kala bulan suci Ramadhan. Ibadah ini bahkan termasuk salah satu rukun Islam.

Selain beragama Islam, pelaku shaum juga mesti memenuhi berbagai persyaratan. Misalnya, sudah cukup umur dan memasuki bulan Ramadhan. Orang yang shaum (shaaim) harus menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami-istri sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Baca Juga

Supaya shaum diterima Allah SWT, seorang shaaim perlu melengkapi ibadahnya itu dengan mengikutsertakan pikiran, hati, dan semua anggota badannya. Termasuk lidah, mata, telinga, tangan, dan kaki. Semuanya ikut berpuasa dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT.

Sebab, bila tidak demikian, ia tidak akan mendapatkan hasil apa-apa dari shaum-nya kecuali rasa haus dan lapar saja.

Untuk lebih menyempurnakan ibadah shaum, maka seseorang harus selalu shalat lima waktu di awal waktu. Pada malam hari, para shaaim juga dianjurkan untuk mendirikan shalat malam, baik secara berjamaah maupun sendirian.

Semaksimal mungkin, shaaim memanfaatkan waktunya untuk membaca Alquran, dan bersedekah kepada fakir miskin.

Akhirnya, kunci ibadah shaum adalah ikhlas. Walaupun semua kelengkapan tersebut dilaksanakan, kalau shaaim tidak ikhlas, maka ibadahnya itu akan sia-sia belaka.

Ikhlas maksudnya adalah, shaum yang kita lakukan semata-mata karena Allah SWT. Tidak ada motivasi lain kecuali mencari ridha-Nya. Wallahu a'lam.