Senin 18 May 2020 22:09 WIB

Rohana Kudus dan Kiprahnya dalam Dunia Pers

Karier Rohana Kudus dalam bidang pers dimulai sejak 1942.

Rohana Kudus
Foto: dok. Anri
Rohana Kudus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rohana Kudus dengan gigih menggalang dana untuk perluasan sekolahnya. Untuk keperluan membangun gedung sekolahnya, ia diizinkan pemerintah Hindia Belanda untuk mengadakan pengumpulan dana.

Akhirnya, ia berhasil memperoleh sumbangan sekitar 100 ribu gulden saat itu, tahun 1914. Dua tahun kemudian, ia pindah ke Bukitinggi dan mendirikan Rohana School.

Baca Juga

Telah disebutkan dalam artikel sebelumnya, Rohana Kudus juga turut aktif dalam dunia jurnalisme.

Kariernya di bidang jurnalistik dimulai tahun 1942. Awalnya adalah saat Datuk Sutan Maharaja, pemimpin surat kabar Utusan Melayu, satu-satunya surat kabar milik orang Minangkabau di kota Padang waktu itu, menerbitkan surat kabar bernama Sunting Melayu di Padang, pada 10 juli 1942.

 

Rohana Kudus diminta bekerja sebagai redaktur (di Bukitinggi) bersama dengan Zubaidah Ratna Juita (putri Datuk Sutan Maharaja).

Tawaran ini tak ditampiknya. Maka mulailah Rohana Kudus menulis syair dan artikel dalam surat kabar itu. Surat kabar ini berfungsi memberikan informasi tentang kegiatan wanita (baik yang masih gadis maupun yang sudah berkeluarga), peristiwa politik yang sedang berkembang, kegiatan sekolah ketrampilan wanita yang didirikannya, dan iklan.

Di samping itu surat kabar tersebut juga menampilkan tulisan yang berusaha menumbuhkan semangat kaum wanita untuk bangkit berjuang menuju kemerdekaan dan kemajuan wanita. Suratkabar ini berumur sembilan tahun. Selain mengurus Sunting Melayu, Rohana Kudus juga tercatat menjadi anggota redaksi harian Saudara Hindia, suratkabar umum di kota Padang.

Dia pindah ke kota Medan tahun 1940 hingga jabatannya di suratkabar Sunting Melayu terpaksa dilepasnya. Akan tetapi kepindahannya itu tidak membuat aktivitasnya dalam dunia jurnalistik terhenti.

Di kota Medan beliau ikut menulis dan memimpin suratkabar Perempuan Bergerak bersama Siti Satiaman Parada Harahap selama empat tahun. Dunia wanita masih menjadi garapan tulisan-tulisannya.

Tahun 1924 Rohana diangkat menjadi anggota redaksi suratkabar Radio, harian yang diterbitkan Cina-Melayu di Padang. Dalam tulisannya, Rohana banyak mengemukakan pemikiran politik mengenai kaum wanita.

Tulisannya selalu membangun semangat juang kaum wanita bangsanya dengan mengambil contoh wanita di luar negeri yang sudah maju. Aktivitas tulis-menulis ini tetap digelutinya sampai dia berpulang ke rahmatullah pada 1942.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement