Senin 18 May 2020 20:20 WIB

BMKG: Cuaca Ekstrem akan Landa Wilayah Aceh

BMKG: Cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang landa Aceh.

Cuaca ekstrem (ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Cuaca ekstrem (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Metrologi Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) memprediksi, cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah di Aceh hingga Rabu (20/5).

Kepala Data dan Informasi BMKG Stasiun Metrologi Kelas I SIM Aceh Besar, Zakaria menyebutkan adanya daerah sirkulasi udara siklonik di Samudera Hindia barat Bengkulu mampu mengakibatkan hujan lebat, termasuk wilayah Aceh.

Baca Juga

"Sirkulasi siklonik terpantau di Bengkulu yang berakibat potensi hujan meningkat di daerah sirkulasi itu, dan kecepatan angin lebih 25 knots atau mencapai 47 kilometer per jam. Ketinggian gelombang laut di atas 2 meter, seperti di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera Barat," jelasnya.

"Meski di Bengkulu, tapi dampaknya hingga wilayah Aceh. Seperti hari ini, kami perkirakan daerah yang berpotensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir, seperti Aceh Barat, Aceh Jaya, Pantai Ceureumen, Pulo Aceh, Tangse, dan sekitarnya," terang dia.

Kondisi cuaca ekstrem dari pantauan radar pihaknya, lanjut dia, bakal terjadi esok hari atau Selasa (19/5), karena hujan lebat disertai angin kencang hampir merata terjadi di provinsi paling barat Indonesia tersebut.

"Aceh Barat, Aceh Jaya, Tangse, Sabang, Aceh Tengah, Bireuen, Aceh Tamiang, Aceh Utara, Pidie Jaya, Pidie, Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Tenggara, Lhokseumawe, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Simeulue, Aceh Singkil, Aceh Selatan, dan sekitarnya," jelasnya.

"Sedangkan pada Rabu (20/5), hujan lebat disertai angin kencang bakal melanda Aceh Jaya, Pantai Ceureumen, Pulo Aceh, Tangse, Sabang, Leupung (Aceh Besar), Pidie Jaya, Pidie, dan Banda Aceh," tutur dia.

Ia mengatakan, sirkulasi udara siklonik lain di Indonesia terpantau di Kalimantan bagian utara yang memberikan dampak tidak langsung bagi pulau tersebut.

Yakni, katanya, berupa terbentuknya daerah pertemuan angin yang memanjang dari Kalimantan Tengah bagian utara hingga Kalimantan Utara.

"Sehingga mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah pertemuan angin, dan di sekitar daerah sirkulasi sikonik tersebut," ungkap Zakaria.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement