Senin 18 May 2020 19:11 WIB

Jalani Tes Cepat, Satu Wartawan Malang Dinyatakan Reaktif

Hasil reaktif pada uji cepat tidak selalu merujuk pada positif Covid-19.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Rapid Test (Ilustrasi).
Foto: AP Photo/John Minchillo
Rapid Test (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melaksanakan uji cepat (rapid test) terhadap 51 wartawan Kota Malang. Satu wartawan dinyatakan reaktif hasil uji cepat sedangkan lainnya nonreaktif.

Kepala Bagian (Kabag) Humas, Pemkot Malang, M Nur Widianto menegaskan, hasil reaktif pada uji cepat tidak selalu merujuk pada positif Covid-19. Begitupula individu dengan hasil nonreaktif belum tentu negatif Covid-19. "(Yang penting) tetap terus jaga sehat," kata Widianto.

Saat ini, kata Widianto, wartawan dengan hasil reaktif telah diminta rehat di rumah selama 14 hari. Selanjutnya, individu tersebut akan melakukan uji cepat kembali sebanyak dua kali. Upaya ini dilakukan untuk mempertegas hasil Covid-19 pada yang bersangkutan.

Menurut Widianto, pelaksanaan uji cepat Covid-19 kepada wartawan tidak lepas dari situasi mereka dalam bekerja. Wartawan termasuk kelompok rentan terkena Covid-19 mengingat acap bertemu banyak orang. Oleh sebab itu, Pemkot Malang mencoba mewadahi para wartawan agar mereka dapat merasa nyaman saat bekerja.

Wartawan Kota Malang, Andi Hartik menilai, profesinya sangat penting melakukan uji cepat Covid-19. Sebab, profesi ini mengharuskannya keluar rumah untuk meliput satu kejadian. Aktivitas ini membuatnya harus berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang.

Pria asal Madura ini tidak pernah mengalami gejala Covid-19 seperti batuk, pilek, demam dan sebagainya. Namun ia tetap khawatir mengingat terdapat kelompok Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19. 

"Namun alhamdulillah, hasil rapid test saya menunjukkan nonreaktif. Artinya, antibodi saya tidak mendeteksi adanya serangan virus," jelasnya kepada Republika, Senin (18/5).

Total terdapat 26 kasus positif Covid-19 di Kota Malang per 17 Mei 2020. Sekitar 12 orang di antaranya dinyatakan sembuh sedangkan lainnya masih dalam perawatan. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 213 orang sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) sekitar 838 jiwa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement