Senin 18 May 2020 16:42 WIB

Zakat Fitrah hingga Pelosok Daerah

PSBB tidak menjadi kendala.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Satya Festyiani
Panitia penerimaan dan penyaluran zakat fitrah menerima pembayaran zakat fitrah di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (18/5). Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAZ) menganjurkan zakat fitrah untuk tahun ini di Kota Bandung dalam bentuk beras dengan besaran 2,5 kilogram atau uang senilai Rp 30ribu
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Panitia penerimaan dan penyaluran zakat fitrah menerima pembayaran zakat fitrah di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (18/5). Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAZ) menganjurkan zakat fitrah untuk tahun ini di Kota Bandung dalam bentuk beras dengan besaran 2,5 kilogram atau uang senilai Rp 30ribu

REPUBLIKA.CO.ID, Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak menjadi kendala bagi lembaga amil zakat untuk mendistribusikan zakat fitrah. Zakat wajib sekali setahun menjelang Idul Fitri itu tetap disalurkan secara merata hingga pelosok daerah. 

Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa menetapkan target penghimpunan zakat fitrah pada Ramadhan 1441 Hijriyah sebesar Rp 10 miliar. Sepekan menjelang Lebaran, zakat yang terhimpun sekitar 10 persen dari target. 
 
Menurut General Manager Dakwah dan Layanan Masyarakat Dompet Dhuafa, Juperta Panji Utama, penghimpunan terbanyak biasa tercatat lima hari jelang Idul Fitri. Jumlahnya terus meningkat pada H-3 sampai dini hari sebelum waktu shalat Ied.
 
Pria yang biasa disapa Panji itu mengatakan, masa PSBB tidak berdampak pada penghimpunan zakat. Pasalnya, muzaki atau orang yang berzakat bisa dengan mudah memanfaatkan layanan pembayaran zakat daring. 
 
Dompet Dhuafa bekerja sama dengan sejumlah platform e-commerce untuk lebih memudahkan masyarakat. Sambil rebahan pun, umat Islam bisa langsung berderma, dan menekan risiko penyebaran Covid-19.
 
Ada pula program jemput zakat di mana Dompet Dhuafa mengirimkan tim untuk menghimpun zakat ke rumah atau kantor. Cukup membuat janji, tim akan datang untuk menghimpun atau membantu jumlah zakat yang harus dikeluarkan. 
 
"Cukup telepon saja, tim kami akan menjemput zakat. Prosesnya tentu dengan menerapkan protokol dan prosedur kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker dan sarung tangan," kata Panji. 
 
Dia menjelaskan, Dompet Dhuafa selalu menyalurkan zakat langsung ke rumah mustahik atau penerima zakat. Tentunya, ada protokol kesehatan serupa seperti pemakaian APD bagi tim Dompet Dhuafa dan mustahik. 
 
Kantor perwakilan Dompet Dhuafa di 34 provinsi ditambah 200 kantor layanan memberlakukan standar kesehatan yang ketat. Sebelum pendistribusian zakat, tim Dompet Dhuafa juga selalu melakukan survei. 
 
Secara nasional, seluruh perwakilan daerah tersebut bergerak menjalankan program yang sudah dirancang. Termasuk, survei kelayakan mustahik dan akses ke kediaman penerima zakat sebelum melakukan pendistribusian zakat. 
 
Panji mengakui, kondisi berjarak saat ini membuat waktu yang dibutuhkan untuk distribusi zakat kian bertambah. Walau begitu, Dompet Dhuafa dapat mengatasi kendala tersebut dengan koordinasi yang baik. 
 
"Harapan kami, teman-teman di rumah tetap memanfaatkan lembaga untuk berzakat karena masih banyak saudara kita yang terdampak. Kebaikan ini jangan berhenti di Ramadhan saja karena belum tahu kapan Covid-19 akan berakhir," ujarnya. 
 
Sementara, lembaga amil zakat nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) menargetkan penerimaan 124 ribu paket zakat fitrah pada Ramadhan 1441 H. Tahun lalu, BMH menyalurkan 110 ribu paket zakat fitrah.
 
CEO BMH Marwan Mujahidin bersyukur karena di tengah kondisi krisis kesehatan, masih banyak Muslim yang memiliki kepedulian tinggi. Meski setiap orang menghadapi situasi serba terbatas, justru ada peningkatan dalam penerimaan donasi. 
 
Dalam proses penghimpunan zakat fitrah, BMH tahun ini mencatat ada lebih banyak muzaki yang memanfaatkan layanan transfer. Program jemput zakat tetap ada, tetapi jumlahnya tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. 
 
Terkait cara distribusi, BMH biasanya menggelar acara pembagian zakat untuk mustahik. Karena adanya aturan PSBB, kegiatan yang melibatkan banyak orang tersebut tentunya tidak bisa terselenggara tahun ini. 
 
Marwan mengatakan, pada distribusi zakat kali ini, tim BMH langsung mendatangi kediaman mustahik. Penyaluran zakat menggunakan tenaga relawan, bantuan para dai, serta memanfaatkan jasa ojek daring. 
 
BMH memiliki 29 kantor perwakilan di seluruh Indonesia dengan sekitar 2.000-an relawan. Semuanya menerapkan protokol kesehatan ketat untuk penyaluran zakat, begitu juga distribusi zakat oleh ojek daring dan dai. 
 
Para dai yang ada di sekitar 200 Rumah Quran di bawah naungan BMH se-Jabodetabek membantu melakukan pendataan mustahik di lingkungan sekitarnya. Selain fungsi pendataan, para dai itu juga menyalurkan zakat. 
 
Selain itu, BMH juga bermitra dengan perorangan, lembaga, serta pesantren, yang dapat menjadi agen untuk sistem pendistribusian. Kolaborasi tersebut turut menbantu menghindari berkumpulnya banyak orang. 
 
Seluruh kantor BMH pun menerapkan standar kesehatan khusus. Ada pembatas plastik di tiap meja, aturan menjaga jarak, serta keharusan mengukur suhu tubuh, memakai masker serta cairan sanitasi tangan bagi tim BMH maupun muzaki dan mustahik yang datang. 
 
"Ini bagian dari komitmen kami untuk bisa saling melindungi. Harapan kami, fenomena wabah ini segera berakhir, kondisi cepat pulih, masyarakat semakin baik dan kembali normal," kata Marwan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement