Senin 18 May 2020 09:22 WIB

Salah Satu Pasar Terbesar Meksiko Terancam Wabah Covid-19

Pasar Central de Abasto di Meksiko didatangi puluhan ribu orang setiap hari

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Puluhan ribu orang berkerumun di salah satu pasar terbesar di dunia, Central de Abasto, yang memasok pangan ke Mexico City.
Foto: Jose Pasoz/EPA
Puluhan ribu orang berkerumun di salah satu pasar terbesar di dunia, Central de Abasto, yang memasok pangan ke Mexico City.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Puluhan ribu orang berkerumun di salah satu pasar terbesar di dunia yang memasok pangan ke Mexico City. Mereka berkumpul walaupun ibu kota Meksiko menjadi pusat penyebaran Covid-19 di Amerika Latin.

Pasar Central de Abasto yang luasnya setara dengan 327 lapangan sepakbola menyulitkan pemerintah Meksiko. Sebab mereka harus memastikan pasokan pangan terus mengalir tanpa memicu penyebaran virus corona.

Baca Juga

Berdasarkan data dari pemerintah Iztapalapa, pada masa-masa normal setiap hari pasar itu dikunjungi setengah juta orang. Iztapalapa adalah salah satu permukiman dengan jumlah kasus infeksi tertinggi di Meksiko.

Selain pembeli dan penjual grosir, pasar yang memasok toko-toko ritel di seluruh Meksiko itu juga dipenuhi 100 ribu pekerja. Mereka memadati lorong-lorong pasar bersama karung-karung kentang, beras, dan kotak-kotak pisang.

Pemerintah setempat tidak memiliki data berapa banyak orang yang mengunjungi pasar itu selama karantina wilayah. Tapi pada Senin (18/5) petugas pasar mengatakan lalu lintas kendaraan turun 30 persen.

Pada awal Mei lalu pemerintah Mexico City memasukan komplek pusat perbelanjaan tersebut ke dalam 89 daftar tempat dengan 'risiko penularan tinggi'. Daftar itu untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran virus corona.

Namun Wali Kota Mexico City Claudia Sheinbaum mengatakan menutup pasar yang memasok pangan ke 25 juta orang bukan salah satu opsinya. Sebab hal itu akan menghancurkan pasokan makanan.

"Pasar Central de Abasto tidak bisa ditutup. Kami mengambil langkah pembatasan yang ketat sehingga sedikit orang yang perlu datang," kata Sheinbaum bulan lalu.

Tidak seperti masyarakat yang tinggal di pusat kosmopolitan Meksiko, para sopir, petugas kebersihan, dan pedagang yang tinggal di permukiman kelas pekerja di Iztapalapa mengatakan mereka tidak memiliki pilihan lain selain menghadapi risiko tertular virus corona.

"Pemerintah mengatakan kami harus tetap dikarantina, lalu bagaimana kami makan? Saya tahu saya berada di tangan Tuhan, virus corona akan mengambil Anda, mengambil saya, tapi saya berusaha menjaga diri," kata salah satu pekerja pasar Fernando Torres.

Sejauh ini Iztapalapa sudah menkonfirmasi sekitar 2.500 kasus dan lebih dari 200 kematian. Daerah ini bertanggung jawab atas seperlima total kasus infeksi dan kematian di Mexico City. 

Para pakar mengaitkan cepatnya penyebaran virus corona di daerah itu dengan lokasinya. Iztapalapa yang paling padat di Mexico City, terkoneksi dengan pinggir kota yang juga sangat padat.

Warga juga menghadapi buruknya pelayanan publik seperti kelangkaan air bersih. Berdasarkan data pemerintah, sepertiga populasi yang tinggal di daerah itu hidup di bawah garis kemiskinan. Pemerintah juga mengatakan dua dari empat rumah sakit Covid-19 di Iztapalapa penuh. Begitu pula dengan rumah duka dan krematorium di daerah tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement