Senin 25 May 2020 17:15 WIB

6 Penyebab Gangguan Pencernaan Selama Pandemi Covid-19 (2)

Saat pandemi Covid-19, gangguan pencernaan sangat mungkin terjadi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Sakit perut. Gangguan pencernaan termasuk keluhan kesehatan yang berpotensi terjadi selama pandemi Covid-19.
Foto: pixabay
Sakit perut. Gangguan pencernaan termasuk keluhan kesehatan yang berpotensi terjadi selama pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah memengaruhi setiap aspek kehidupan. Dalam masa isolasi mandiri, bahkan kebiasaan buang air besar juga telah berubah.

Secara khusus, NHS Inggris telah memperingatkan gangguan pencernaan selama masa karantina. Salah satunya, sembelit yang sering kali disebabkan oleh tidak cukup asupan serat, kurang minum air putih, perubahan pola makan, stres atau kecemasan, dan efek samping obat-obatan.Demikian juga terkait masalah perut dan diare yang dianggap sebagai gejala infeksi virus corona tipe baru penyebab Covid-19. Dilansir laman The Sun, berikut beberapa penyebab masalah perut yang mungkin banyak orang dialami selama karantina mandiri.

Baca Juga

Stres atau cemas

Pandemi Covid-19 telah membuat banyak orang khawatir akan kondisi keuangan maupun masalah kesehatan. Kedua hal itu dapat menyebabkan kekhawatiran terus-menerus. Tidak mengherankan banyak orang merasa tertekan selama wabah corona.

Pergerakan usus dapat dipengaruhi ole stress yang dialami pada siang hari. Secara khusus, ketika merasa sangat stres, itu dapat menyebabkan masalah diare, sembelit, serta mual dan muntah.

Namun, ada sejumlah cara untuk mengurangi tingkat stres saat di rumah. Dr Jenna Macciochi, salah satu ahli imunologi terkemuka di Inggris, menyarankan untuk mencoba dan mengurangi stres sebanyak yang orang bisa melalui teknik pernapasan atau hanya mengambil waktu sejenak untuk menikmati secangkir teh.

Cobalah melakukan latihan untuk meningkatkan mood dan sirkulasi setiap hari dengan menciptakan rutinitas kecil dan menemukan sesuatu yang menyenangkan. "Cobalah hal yang membuat Anda bugar dan aktif yang membuat Anda merasa lebih baik," ujarnya.

Masalah kesehatan lainnya

Perubahan kondisi perut juga bisa disebabkan riwayat penyakit lain yang menyertainya. Charlotte Dawson, kepala dukungan dan informasi di Bowel Cancer UK mengatakan kepada The Sun bahwa kotoran yang sehat "harus berwarna cokelat sedang, lunak tetapi tidak cair, harus mudah dikeluarkan, sehingga tidak tegang dan tidak seharusnya memiliki banyak celah karena itu menunjukkan sembelit".

Penting untuk memastikan apa yang terjadi sebenarnya jika buang air dirasa tidak normal. Agar dapat mengetahui apakah sesuatu yang berpotensi berbahaya terjadi pada usus adalah melihat kebiasaan buang air secara teratur dan kemudian mencari bantuan medis secepatnya.

Akibat virus corona

Sakit perut dan diare juga merupakan salah satu gejala corona, kendati jarang ditemukan. Ini karena gejala utama yang umum adalah batuk kering dan demam berkepanjangan.

Para ilmuwan mengatakan Covid-19 dapat menyerang sistem pencernaan atau yang disebut 'gastro coronavirus'. Sebuah studi baru-baru ini, yang diterbitkan dalam American Journal of Gastroenterology menunjukkan orang mungkin mengalami masalah pencernaan, seperti diare, ketika mereka terinfeksi virus corona.

photo
Gejala terbaru Covid-19 menurut CDC AS. - (Republika)

Para peneliti menganalisis data dari 206 pasien Covid-19 di provinsi Hubei, China dan ditemukan bahwa 48,5 persen pasien tiba di rumah sakit dengan gejala pencernaan seperti diare, muntah, atau sakit perut. Para peneliti menyatakan bahwa untuk beberapa orang, gejala pencernaan mungkin muncul lebih dulu sebelum gejala pernapasan Covid-19.

Studi juga mencatat bahwa pasien dengan gejala pencernaan onset baru setelah kontak Covid-19 mungkin harus dicurigai untuk penyakit, bahkan tanpa adanya batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, atau demam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement