Ahad 17 May 2020 07:00 WIB

Keutamaan Menjaga Wudhu

Bilal bin Rabah selalu menjaga wudhunya.

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Muhammad Hafil
Keutamaan Menjaga Wudhu. Foto: Ilustrasi Berwudhu
Foto: EPA-EFE/BILAWAL ARBAB
Keutamaan Menjaga Wudhu. Foto: Ilustrasi Berwudhu

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Nama Bilal memang kerap dikaitkan dengan aszan. Sebab, dia adalah orang pertama yang menjadi muadzin pada zaman Rasul SAW. Namun, kemuliaan Bilal tak hanya karena azannya, jejak langkah Bilal pernah didengar Rasulullah SAW di dalam surga. Sebuah penghargaan yang sangat tinggi bagi setiap orang yang beriman.

Suatu hari, pada waktu Subuh, Rasulullah SAW berbincang-bincang dengan Bilal bin Rabah. Rasul berkata, "Wahai, Bilal, ceritakanlah kepadaku mengenai amalan yang menurutmu paling besar pahalanya, yang pernah kamu kerjakan dalam Islam. Sesungguhnya, aku pernah mendengar suara telapak langkah (jalan)-mu di hadapanku di surga."

Baca Juga

Bilal menjawab, "Wahai, Rasulullah, sesungguhnya aku tidak pernah mengerjakan amalan yang menurutku besar pahalanya, tapi aku tidak wudhu pada waktu malam dan siang, melainkan aku akan menunaikan sholat yang diwajibkan bagiku untuk mengerjakannya."

Jadi, setiap selesai melaksanakan wudhu, Bilal senantiasa melakukan sholat dua rakaat, yakni sholat sunat wudhu. Perbuatan itu senantiasa dilakukannya dalam setiap kesempatan. Selain itu, ia juga termasuk orang yang senantiasa memelihara (dawam) wudhu, yakni setiap batal, dia akan langsung berwudhu.

 

Semasa hidupnya, Bilal telah meriwayatkan 44 hadis dari Nabi SAW. Di antaranya, Rasulullah bersabda, Hendaklah kalian menunaikan shalat malam (tahajud) karena sholat malam adalah tradisi (kebiasaan) orang-orang saleh sebelum kalian. Sesungguhnya, sholat malam adalah amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, dapat mencegah dari perbuatan dosa, mengampuni dosa-dosa kecil, dan menghilangkan penyakit dari badan. (HR Tirmidzi).

Selain sebagai muazin, Bilal juga pernah menjabat sebagai bendahara Rasulullah di baitul mal. Ia tidak pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah. Tentang Bilal, Rasulullah SAW mengatakan, Bilal adalah seorang penunggang kuda yang hebat dari kalangan Habasyah. (HR Ibnu Abi Syaibah dan Ibn Asakir).

Bilal meninggal dunia di Damaskus pada 20 H. Jasadnya dimakamkan di sana. Namun, ada riwayat yang menyebutkan bahwa jasad Bilal dimakamkan di wilayah Halb.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement