Ahad 17 May 2020 04:33 WIB
Ramadhan

Akibat Pandemi Corona, Ramadhan di Brussel Terasa Sepi

Ramadhan di Brussel Terasa Sepi

Masjid Agung di Brussel. Belgia
Foto: euronews.com
Masjid Agung di Brussel. Belgia

REPUBLIKA.CO.ID, Lazimnya setiap datang bulan Ramadhan, Masjid Agung Brussels akan menjadi sarang kegiatan bagi komunitas Muslim di Belgia. Namun di tengah suasana 'Lokcdown' akibat pandemei virus corona, kemeriahan ibadah puasa di sana kini terasa berbeda, bahkan menjadi sepi dan komunitas Muslim negeri itu seperti hidup secara terpisah.

Akibat pengenaan 'lockdown' itu,  setidaknya sampai Mei ini masjid-masjid akan kosong. Para imam akan merekam khotbahnya yang akan disiarkan ke masyarakat.

"Kami telah meminta komunitas Muslim untuk menghormati aturan pengurungan, untuk melindungi warga negara, untuk melindungi diri mereka sendiri dan juga negara kami," kata Salah Echallaoui, wakil presiden Eksekutif Muslim Belgia seperti dikutip euronews.com.

Dia mengakui bahwa  memang sangat menyedihkan bila kaum Muslim Belgia di masa Ramadhan ini tidak dapat datang ke masjid untuk bersama-sama melakukan ibadah. Namun, adanya kondisi seperti ini pihaknya terus  mendorong komunitas Muslim untuk "menjaga momentum solidaritas yang selalu menjadi ciri bulan Ramadhan. Muslim kami serukan untuk membantu warga yang mengalami kesulitan selama Ramadhan di tengah pandemi Corona ini.

"Muslim Belgia kini memang ikut bekerja di garis depan dengan melakukan pertempuran melawan virus corona. Mereka diharapkan untuk tetap mematuhi aturan puasa yang ketat, dalam rangka melayani masyarakat terbaik untuk mengalahkan pandemi,'' kata Salah lagi.

Lahcene Hammouche, presiden Asosiasi AL-Mouwatin, pun menatakan terus bekerja untuk memecahkan berbagai hambatan yang terjadi di antara komunitas Muslim Berlgia selama perayaan Ramadhan tahun 2020 ini. Bahlan, ia menceritakan bila sudah lebih dari lima belas tahun ia telah mengatur kegiatan antara komunitas Muslim, Kristen dan Yahudi di mana mereka berbagi saling Iftar, atau saling berbagai makanan yang dimakan oleh umat Islam setelah matahari terbenam selama menjalani ibadah puasa Ramadhan.

"Sayangnya, tahun ini akan sedikit berbeda karena tindakan pengurungan ini. Maka  kami pun harus mentaati aturan itu yang bertujuan untuk menghindari penyebaran virus. Dan untuk tahun ini kami terutama akan berkomunikasi melalui konferensi video, dan terus menjaga hubungan di antara teman-teman para penganut agama Yahudi dan Kristen yang ada di Belgia,'' tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement