Jumat 15 May 2020 14:10 WIB

Akuisisi Newcastle Tersandung Black Box

Akuisisi Newcastle tersandung kasus pembajakan Black Box.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Agung Sasongko
Gelandang Newcastle, Jonjo Shelvey (kanan) merayakan gol ke gawang Leicester pada laga Liga Primer Inggris di Stadion King Power, Sabtu (7/4). Newcastle menang 2-1.
Foto: Steven Paston/PA via AP
Gelandang Newcastle, Jonjo Shelvey (kanan) merayakan gol ke gawang Leicester pada laga Liga Primer Inggris di Stadion King Power, Sabtu (7/4). Newcastle menang 2-1.

REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Proses negosiasi akuisisi Newcastle oleh perusahaan Arab Saudi sebesar 300 juta poundsterling terancam terhenti. Itu karena skandal black box, sebesar 80 juta pound yang menyangkut nama BeoutQ, atas investigasi kecurangan dalam hak siar Liga Primer Inggris.

Box tersebut membuat orang-orang di Saudi bisa menyaksikan pertandingan Liga Inggris dari Sky, BBC, Netflix dan Amazon secara gratis namun ilegal. Dikutip dari Foxsports, Jumat (15/5), ada sekitar tiga juga box di Saudi, dan sekarang beberapa di Inggris.

Akibatnya, Liga Primer, termasuk BBC, Sky dan semua klub Inggris, protes kepada pemerintah untuk bisa mengungkap pembajakan box tersebut. Tekanan terhadap Saudi kian meningkat, setelah MP meminta pemerintah menggelar sesi pembuktian terhadap perusahaan yang berbasis di Saudi tersebut.

Giles Watling MP, anggota Konsertvatif dari Komite Digital, Budaya, Media dan Olahraga, menegaskan sudah menunjuk komite investigasi untuk kasus BeoutQ ini. Calon pemilik baru Newcastle, Public Investment Fund, yang juga dimiliki oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman, sebelumnya menyangkal ada kaitan antara PIF dan platform BeoutQ.

Namun, Watling mengatakan, sesi pembuktian itu bahkan menunjukan bukti yang relevan keterkaitan BeoutQ, dalam proses ambil alih Newcastle oleh PIF Arab Saudi. ''Lembaga Ivenstasi ini didukung oleh entitas yang sama dengan BeoutQ, Arab Saudi,'' jelas Watling. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement