Jumat 15 May 2020 03:20 WIB

Keteguhan Iman Ammar Bin Yasir Meski Disiksa Hebat (2-Habis)

Ammar Bin Yasir menahan siksaan hebat demi pertahankan iman Islam.

Keteguhan Iman Ammar Bin Yasir Meski Disiksa Hebat (2-Habis)
Foto: MgIt03
Keteguhan Iman Ammar Bin Yasir Meski Disiksa Hebat (2-Habis)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika Ammar disiksa sedemikian rupa sehingga hampir tak sadarkan diri, dalam keadaan seperti itu ada yang menuntun ucapannya untuk memuja-muja berhala kaum Quraisy, dan tanpa disadarinya ia mengikuti ucapan-ucapan tersebut. Saat ia menyadari semuanya itu, ia menangis sejadi-jadinya, seolah-olah dunia kiamat baginya, dan siksaan demi siksaan pun tak lagi terasa berat baginya.

Jauh lebih berat kedukaan dan ketakutannya karena telah mengucapkan kata-kata yang bisa mencabut imannya, menyengsarakan kehidupannya di akhirat kelak. Dalam puncak kesedihan yang serasa tidak tertahankan, datanglah Rasulullah SAW. Beliau memang telah mendengar berita tentang apa yang diucapkan oleh Ammar, dan atas peristiwa tersebut, turunlah surah An Nahl ayat 106.

Baca Juga

Beliau datang sendiri menemui Ammar, dengan penuh santun dan kasih beliau menghibur dan menenangkannya sambil menyampaikan firman Allah SWT tersebut. Beliau berkata kepada Ammar, “Orang-orang kafir menyiksa dan menenggelamkanmu sehingga engkau mengatakan begini dan begini…”

مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَٰكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

 

Artinya : “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” (QS An Nahl 16:106)

“Benar, ya Rasulullah,” Kata Ammar sambil meratap penuh kesedihan.

“Tidak mengapa, jika mereka memaksamu, katakanlah seperti itu… sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan ayat : … kecuali orang-orang yang dipaksa, sedang hatinya tetap teguh dalam keimanan…”

Hati Ammar menjadi tentram dengan penjelasan Nabi Muhammad SAW tersebut. Pada akhirnya, sebagaimana kebanyakan budak-budak lain yang disiksa tuannya karena pilihannya memeluk Islam, Abu Bakar r.a membeli Ammar dari kabilah Bani Makhzum dan memerdekakannya.

Begitu tegar dan kokohnya Ammar mempertahankan imannya, walau cobaan dan siksaan terus dialaminya, sehingga Nabi Muhammad SAW sangat sayang kepadanya. Beliau bersabda tentang dirinya, “Diri Ammar dipenuhi oleh keimanan sampai ke tulang sum-sumnya…”

Pernah terjadi selisih paham antara Ammar dan Khalid bin Walid, pahlawan Islam yang digelari Nabi Muhammad SAW ” Pedang Allah”, maka beliau bersabda, “Siapa yang memusuhi Ammar, dia akan dimusuhi Allah, dan siapa yang membenci Ammar, maka dia akan dibenci Allah…”

Untunglah Khalid bin Walid seorang yang cerdas dan berjiwa besar, mendengar sabda Nabi Muhammad SAW ini segera ia menemui Ammar dan meminta maaf atas kekhilafannya. Kedudukannya di masa lalu sebagai salah satu pemuka kabilahnya dan Ammar hanya sebagai budak, tidak menghalanginya untuk merendahkan diri dan meminta maaf. Semua itu ringan dilakukannya karena Khalid lebih menghendaki keridhaan Allah SWT, daripada sekedar mempertahankan gengsi dan prestisenya di masa lalu. Dan Ammar pun dengan senang hati memaafkannya.

Sumber: https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/05/14/keteguhan-iman-yang-dibakar-hidup-hidup-dari-ammar-bin-yasir/

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement