Kamis 14 May 2020 19:57 WIB

Kekerasan Anak, Komnas PA: Peran Kampung dan Warga Penting

Belum ada edukasi yang maksimal terkait perlindungan terhadap anak.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan / Red: Agus Yulianto
Arist Merdeka Sirait
Arist Merdeka Sirait

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – orang tua dan masyarakat sekitar memiliki tanggung jawab dan peran penting terhadap perlindungan anak. Bahkan, peran serta masyarakat sangat besar untuk membangun ketahanan keluarga.

“Anak patut dilindungi, dan faktor terpenting kan lingkungan. Utamanya keluarga,” ujar  Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait ketika dikonfirmasi Republika, Kamis (14/5).

Dia tak menampik, sejauh ini memang banyak korban kekerasan seksual pada anak. Bahkan seiring waktu, malah menjadikan korban itu untuk melakukan kekerasan serupa pada anak lainnya. “Walaupun itu tidak banyak,” tambah Arist.

Untuk menanggulangi hal tersebut, Arist menegaskan, pihaknya telah berupaya melakukan pengawalan hukum pada pelaku, agar diproses sesuai hukum. Walaupun, tersangka, ia sebut, merupakan orang tua sendiri.

 

“Tak boleh ada istilah damai di situ, itu pengawalannya,” ucapnya.

Dia menambahkan, untuk memulihkan kondisi korban, pihaknya menggunakan program yang bernama phsycosocial therapy. Tujuannya, agar korban tak mengingat kembali pengalaman buruknya pada masa lampau.

“Dan tentu harus sejalan dengan hukum. Agar si anak tahu bahwa pelaku mendapat hukuman,” tutur dia.

Sebaliknya, untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa depan, pihaknya mengaku sedang mengupayakan gerakan perlindungan anak berbasis kampung. Menurut dia, langkah itu ditujukan agar satu wilayah atau kampung, bisa mengawasi, mengurus dan mengantisipasi pelanggaran terhadap anak.

Dia melanjutkan, hal yang perlu ditanamkan pada lingkungan terdekat, termasuk keluarga adalah keharusan untuk melindungi anak. “Anak harus mendapat perlindungan dari orang dewasa, bukan hanya orang tua, tapi juga guru, alim ulama, termasuk media,” ungkap dia.

Dia mengklaim, belum ada edukasi yang maksimal terkait perlindungan terhadap anak. Sebab, perlindungan dan edukasi itu ia nilai harus dilakukan oleh semua pihak dari lingkungan terdekat.

“Melindungi anak itu harus se-kampung. Orang tua mungkin ga bisa melakukan sendiri, tapi kalau sekampung pasti mampu,” kata dia.

Oleh sebab itu, untuk merealisasikannya perlu adanya upaya terus menerus agar menjadi bagian dari budaya. “Kalau hanya sebagai program, semua tak akan jalan sesuai rencana,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement