Jumat 15 May 2020 05:17 WIB

BKPM Pastikan Realisasi Investasi Kuartal II Turun

Dalam lima bulan ke depan, BKPM dorong investasi bidang kesehatan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Logo BKPM.
Foto: BKPM
Logo BKPM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, wabah Covid-19 atau corona akan berdampak sistemik, masif, dan terstruktur terhadap investasi di Indonesia. Maka dipastikan, realisasi investasi pada kuartal II turun. 

“Kami belum bisa meramalkan, namun pasti akan turun. Sementara kita butuh banyak investasi demi menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Bahlil melalui keterangan resmi pada Kamis (14/5).

Ia menyebutkan, beberapa sektor yang menjadi prioritas investasi saat ini, yaitu manufaktur, hilirisasi, dan alat kesehatan. Terkait alat kesehatan, lanjutnya, BKPM telah mengadakan rapat dengan Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (GAKESLAB) serta Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI). 

“Jadi dalam empat sampai lima bulan ke depan, kita fokus mendatangkan investasi khusus di bidang kesehatan. Calon investor sudah mulai ada,” ungkapnya. 

Menghadapi kondisi pandemi ini, lanjutnya, BKPM memiliki strategi tiga plus satu. Pertama, mengoptimalkan realisasi investasi yang sudah ada. Kedua, menyelesaikan investasi mangkrak

Ketiga, melakukan promosi investasi, dan membangun konsolidasi ke dalam untuk bersiap menghadapi kondisi pascawabah. “Jangan hanya mengejar investasi dari luar saja, tapi melupakan yang sudah ada di dalam. Kita akan datangi, kemudian bicarakan dengan mereka terkait ekspansi perusahaan dan insentif apa yang dapat difasilitasi," tuturnya. 

Bahlil menegaskan, bangsa yang menang pada 2021 mendatang, yakni yang dapat melakukan konsolidasi ke dalam. "Konsolidasi ini melibatkan tiga pihak, masyarakat, pemerintah, dan pengusaha,” jelas dia. 

Sesuai data investasi kuartal I 2020 yang dirilis oleh BKPM pada Maret lalu. realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 210,7 triliun dari total target investasi Rp 886,1 triliun, dengan nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 98 triliun atau 46,5 persen, dan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 112,7 triliun atau 53,5 persen. 

“Ini pertama kalinya investasi PMDN lebih besar dibandingkan PMA. BKPM akan terus menggenjot PMDN agar dimaksimalkan. Sedangkan investasi PMA, tidak dapat dipungkiri terjadi reschedule implementasi realisasi investasinya, akibat wabah Covid-19," tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement