Kamis 14 May 2020 17:34 WIB

Babel akan Realisasi Pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam

Tim menyusun kajian lebih mendetail terkait pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman bersama tim, terus lakukan persiapan lanjutan untuk menyusun kajian lebih mendetail terkait pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam Pangkalpinang.
Foto: Pemprov Bangka Belitung
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman bersama tim, terus lakukan persiapan lanjutan untuk menyusun kajian lebih mendetail terkait pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam Pangkalpinang.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman bersama tim, terus lakukan persiapan lanjutan untuk menyusun kajian lebih mendetail terkait pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam Pangkalpinang.

Kamis (14/5) di Ruang Rapat Gubernur Kepulauan Babel, tim mempresentasikan dan menyampaikan data makro dan mikro dalam Rapat Virtual bersama Pimpinan Pelindo II Pangkal Balam dan menghadirkan Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo dalam meeting room.

Baca Juga

Berbagai strategi telah dilakukan Pemprov Babel, tetapi tidak menjawab dan belum mampu secara efisien dalam meningkatkan ekonomi yang signifikan di Babel. Pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam Pangkalpinang ini dianggap sudah menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi sebab menjadi kendala utama ekspor komoditi asal Babel bahkan impor barang ke Babel.

Pertumbuhan ekonomi Babel diakui rendah bahkan terendah se-Sumatera, pertumbuhan ini mengalami kelambatan jika pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam Pangkalpinang sebagai pelabuhan utama di Babel tidak dilakukan.

Dapat dibayangkan, komoditi unggulan di Babel tidak dapat melakukan ekspor melalui Pelabuhan Pangkal Balam. Sehingga ekspor harus dilakukan melalui pelabuhan di provinsi lain. Tentunya kondisi saat ini sangat tidak efektif dan efisien sebab akan memakan biaya lebih tinggi ketimbang jika dilakukan langsung dari pelabuhan di Babel.

Bagaimanapun kecanggihan strategi ekonomi Pemprov Babel, jika Pelabuhan Pangkal Balam Pangkalpinang hanya mampu menampung keluar masuk dan bongkar muat kapal di bawah 3.000 GT tentu tidak akan mendongkrak ekonomi Babel.

“Kami (Babel) membutuhkan sekali pengembangan pelabuhan ini. Kami beranggapan bahwa tingkat perekonomian dan inflasi di Babel ini sangat dipengaruhi oleh pelabuhan yang masih mengandalkan pasang surut air laut di muara sungai,” tambahnya.

Diakui Gubernur Erzaldi Rosman tim kuat telah dibentuk untuk mempersiapkan kajian agar dapat mendukung data-data yang dibutuhkan sehingga pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam ini dapat diputuskan.

Tim persiapan kajian ini terdiri dari Kepala Pelindo Babel, kepala KSOP, Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Babel dan Kota Pangkalpinang, Bappeda Babel, Kepala Cabang BI, Kepala BPS Babel, hingga akademisi asal UBB.

“Semua pihak-pihak ini diharapkan dapat mendukung data makro serta khususnya data mikro untuk mendukung kajian,” harapnya.

Saat mengantar rapat virtual, Gubernur Erzaldi Rosman kembali menjelaskan bahwa sebelumnya Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya telah menghubungi Pemprov. Kepulauan Bangka Belitung terkhusus kepada Gubernur Erzaldi bahwa perlu dilakukan persiapan pembangunan Pelabuhan Pangkal Balam Pangkalpinang yang akan digabungkan dengan pembangunan Pelabuhan Garonggong di Sulawesi Selatan.

“Saya berharap, dari data yang akan disampaikan dan dipresentasikan dapat menjadi pertimbangan pihak Pelindo untuk mendukung pengembangan investasi holding Pelindo di Pelabuhan Pangkal Balam,” ungkapnya.

Beberapa catatan khusus yang disampaikan Gubernur Erzaldi diharapkan pihak Pelindo tidak mempertimbangkan dasar frekuensi kapal, karena frekuensi ini sangat kecil sebab berpengaruh pasang surut air laut.

Selain itu dasar lain seperti barang yang keluar masuk, menurutnya komoditi Babel yang dapat memanfaatkan jasa Pelabuhan Pangkal Balam hanya komoditi yang memiliki daya tahan lama, seperti timah dan CPO.

“Ketika Pelabuhan Pangkal Balam mengalami pengembangan, para investor yang telah menunggu sejak lama, dipastikan segera action saat pelabuhan siap digunakan sebab selama ini pelabuhan adalah kendala investasi di Babel,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, secara prinsip pihak Pelindo sebagai holding kantor pusat, melihat Pelabuhan Pangkal Balam diakui sangat tidak memadai, jika harus dilakukan pengembangan Pelindo sebagai BUMN akan melakukan investasi dan mendukung penuh.

“Secara data makro, kami sangat memahami kondisi Babel jika tidak dilakukan pengembangan, maka seharusnya memang dilakukan pengembangan atau pembangunan pelabuhan baru,” ungkap Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo.

Dijelaskan lebih lanjut, Pelindo tidak hanya harus melihat sisi makro saja untuk dilakukan pengembangan investasi ini, pihaknya juga harus pelajari kembali angka-angka dalam data mikro, selain mempertimbangkan pengerjaannya apakah memungkinkan mandiri atau melibatkan pihak-pihak lain.

“Secara internal korporasi kami juga akan lakukan follow up agar perencanaan ini segera ditindaklanjuti sesuai tahapan mengingat ini merupakan instruksi langsung Bapak Menteri Perhubungan,” ujarnya.

Menanggapi respon Pelindo, Gubernur Erzaldi Rosman mengingatkan kepada semua tim dan Pelindo bahwa pekan depan Menteri Budi Karya akan kembali menanyakan kesiapan Babel dan Pelindo apakah dapat mengambil kebijakan dan keputusan atas pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam Pangkalpinang.

“Kajian dan data baik makro atau mikro harus kita siapkan terperinci agar pengembangan ini terealisasi,” tegasnya di akhir rapat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement