Kamis 14 May 2020 14:55 WIB

Covid-19 Tumbuhkan Tren Belanja Baru di China

Live streaming jadi tren baru dalam mengiklankan produk selama karantina di China

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Belanja online. Live streaming jadi tren baru dalam mengiklankan produk selama karantina di China. Ilustrasi.
Foto: blibli
Belanja online. Live streaming jadi tren baru dalam mengiklankan produk selama karantina di China. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pada puncak wabah Covid-19, pembuat produk perawatan kulit Forest Cabin menutup lebih dari setengah dari total 300 toko di seluruh China. Dengan penjualan yang merosot, pendiri perusahaan Sun Laichun memutuskan sudah waktunya untuk menjangkau pelanggannya lebih langsung dengan cara daring.

"Kami tahu sudah waktunya bagi kami untuk fokus pada strategi daring untuk bertahan hidup," kata Sun.

Baca Juga

Forest Cabin memutuskan tidak melakukan iklan daring untuk keputusan itu. Justru, perusahaan ini memutuskan melatih ratusan tenaga penjualnya untuk mulai membuat acara melalui video langsung.

Cara ini dilakukan agar penonton yang melihat tayang tersebut mendapatkan kiat perawatan kulit dan membeli produk tanpa harus mencari toko. Ide ini, menurut Sun, dalam sebulan membuat penjualan Forest Cabin di Februari naik 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Belakangan ini, para pembeli kembali ke mal-mal dan toko-toko yang sebelumnya sepi akibat lockdown. Namun, ternyata kebiasaan yang dibangun ketika karantina membuat ledakan baru dalam berbelanja.

Beberapa perusahaan e-commerce terbesar di Cina bertaruh besar pada live streaming atau media penyiaran secara daring. Platform Taobao Live Alibaba memperlihatkan peningkatan tujuh kali lipat yang pertama kali pada Februari. Sementara sesi siaran langsung Pinduoduo tumbuh lima kali lipat dari Februari hingga Maret.

Secara keseluruhan, pendapatan e-commerce yang melakukan media penyiaran daring meningkat dua kali lipat tahun ini. Kondisi ini, menurut perusahaan intelijen pasar China iiMedia Research, menghasilkan 961 miliar yuan.

Manajer riset dan strategi di firma pemasaran AgencyChina, Michael Norris, mengatakan media penyiaran komersial di China jauh melampaui formula di Amerika Serikat. "Sebenarnya ada pendidikan tentang produk dan cara menggunakannya dan elemen hiburan yang dibungkus dengan siaran langsung," katanya.

Terlebih lagi, Norris menekankan pada fitur penjualan instan. Kondisi ini menjadikan media penyiaran sebagai alat pemasaran yang sangat baik.

Media penyiaran juga telah menciptakan ceruk baru yang menguntungkan bagi bintang-bintang yang terkenal secara daring. Mereka mendapatkan bayaran besar ketika pertunjukannya menarik jutaan pemirsa.

Selebritas siaran daring di China, Viya Huang dan Li Jiaqi, merupakan yang merasakan keuntungan dari tren baru ini. Keduanya tampil di platform selama sekitar empat jam, lima hingga enam malam setiap pekan. Jutaan pemirsa mendengarkan saran mereka tentang perawatan kulit, makanan ringan, dan produk rumah tangga.

Pada baru-baru ini, penonton daring Huang telah mencapai 20 juta orang. "Ini akan disiapkan segar dan dikirimkan kepada Anda, itu rasa yang paling populer," kata Huang saat mempromosikan makanan. Dalam hitungan detik, 70 ribu kotak makanan yang sama dengan Huang terjual.

Bagi pemirsa, siaran daring selebritas memberikan perasaan urgensi yang konstan. Tayangan itu seakan mendorong mereka akan kehilangan tawaran hebat jika tidak bertindak cepat.

"Sangat menarik untuk menonton. Tuan rumah sangat persuasif dan ada hadiah, plus penawaran hanya tersedia untuk periode waktu yang sangat singkat," kata Coco Lu, seorang pegawai negeri sipil di Chongqing, sebuah kota sekitar 643,74 kilometer barat Wuhan, yang masih menghindari belanja di toko.

Karyawan pemasaran di Hangzhou, Adam An, menemukan tren tersebut sebagai bentuk terapi ritel yang menenangkan. Menyaksikan media siaran membuat Li merasa seolah-olah sedang memiliki teman berbicara. "Merekomendasikan saya produk hebat untuk dibeli," katanya.

Penjualan media penyiaran daring adalah anugerah bagi pengusaha kecil seperti Dou Ma yang menjual pakaian diskon. Dia bisa menjual pakaiannya seharga 50 yuan dari rumahnya di kota Kunming.

Semua yang diperlukan Dou untuk memulai adalah ponsel. Ketika memulai siaran daring pada akhir Maret, dia hanya menarik kurang dari 20 pemirsa per malam. Namun, baru-baru ini, dia bisa ditonton lebih dari 100 orang. Dou melakukan siaran dengan santai, dengan hangat menyambut setiap pemirsa yang bergabung dan mengucapkan terima kasih atas dukungan mereka.

"Tidak apa-apa jika Anda tidak membeli apa pun dari saya hari ini. Anda dipersilakan hanya mengobrol dengan saya jika Anda mau," kata Dou kepada hampir 100 pemirsa dalam siaran daring itu.

"Karena pandemi ini, siaran langsung daring ini telah menjadi pilihan yang baik. Tidak lagi praktis bagi pendatang baru seperti saya untuk membuka toko luring lagi," ujar Dou.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement