Kamis 14 May 2020 14:07 WIB

Menlu AS Sebut Ada Kompleksitas Aneksasi di Tepi Barat

Menlu AS sebut ada kompleksitas aneksasi yang direncanakan Israel di Tepi Barat

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Menlu AS Mike Pompeo dan PM Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem. Menlu AS sebut ada kompleksitas aneksasi yang direncanakan Israel di Tepi Barat.
Foto: Anadolu Agency
Menlu AS Mike Pompeo dan PM Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem. Menlu AS sebut ada kompleksitas aneksasi yang direncanakan Israel di Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyatakan kompleksitas aneksasi yang direncanakan Israel untuk Tepi Barat yang diduduki, Rabu (13/5). Dia mengatakan setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa langkah itu harus dilakukan sesuai dengan rencana perdamaian AS.

Selama kunjungan satu hari ke Israel, Pompeo mengadakan pembicaraan dengan Netanyahu dan mitra koalisi Benny Gantz, sehari sebelum peresmian pemerintahan baru mereka. Pemerintah baru berencana pada Juli mulai memperluas permukiman Israel dan Lembah Yordan di Tepi Barat.

Baca Juga

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel, Hayom, Pompeo mengatakan langkah teritorial Tepi Barat adalah keputusan Israel yang dimiliki haknya untuk diputuskan oleh Netanyahu dan Gantz. Namun, dia mencatat masalah itu rumit dan membutuhkan koordinasi dengan Washington.

AS telah membentuk tim bersama dengan Israel untuk memetakan garis wilayah baru di Tepi Barat sesuai dengan rencana Presiden Donald Trump. Pompeo mengatakan dia dan para pemimpin Israel juga berbicara tentang banyak masalah lainnya yang berkaitan.

"Bagaimana menangani semua pihak yang terlibat dan bagaimana memastikan langkah itu dilakukan dengan benar di bawah rencana Trump," ujar Pompeo.

Palestina telah menolak rencana Trump yang sebagian besar mendukung Israel, termasuk tentang permukiman Tepi Barat akan dimasukkan ke dalam wilayah Israel. Rencana tersebut menempatkan Palestina di bawah kendali keamanan Israel, terdiri dari bentangan tanah di Tepi Barat, serta Jalur Gaza di pantai Mediterania, dan dua bentangan wilayah di gurun selatan Israel, Negev.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu (13/5) malam, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan Palestina akan meninjau perjanjian perdamaian dengan Israel serta perjanjian dengan Amerika Serikat jika Israel mencaplok tanah Tepi Barat. "Kami akan meminta pemerintah Amerika dan Israel bertanggung jawab atas semua konsekuensinya," kata Abbas.

Pemimpin Palestina memperingatkan bahwa aneksasi dapat merusak kerja sama yang sudah terbatas antara pihak-pihak yang terlibat. Kondisi ini juga telah menyebabkan terjadi lonjakan kekerasan di Tepi Barat.

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan pasukan Israel membunuh seorang remaja Palestina dalam serangan di dekat kota Hebron pada Rabu. Militer Israel mengatakan orang-orang Palestina telah melempar batu dan bom api ke arah para prajurit dan melukai beberapa orang.

Palestina telah mencoba untuk mencari dukungan negara-negara Eropa untuk menentang aneksasi Israel. Prancis telah mendorong Uni Eropa untuk mempertimbangkan langkah-langkah hukuman ekonomi jika Israel menyatakan kedaulatan di Tepi Barat. Negara-negara Arab telah memperingatkan terhadap aneksasi Israel, termasuk Yordania dan Mesir yang memiliki kerja sama dengan Israel.

Selain tentang tepi Barat, pertemuan Pompeo dan pemimpin Israel juga menyinggung masalah China. Pompeo memang tidak menyebut China dan tidak memberikan contoh spesifik kerja sama Israel dalam perang melawan virus corona.

Tapi, AS sebelumnya telah memperingatkan Israel terhadap potensi ancaman keamanan dari investasi China dalam ekonomi. Kondisi ini mendorong pemerintah Netanyahu untuk membentuk komite memeriksa proyek-proyek semacam itu pada Oktober lalu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus, secara singkat menyimpulkan pertemuan Pompeo-Netanyahu sebagai sebuah diskusi tentang pertemuan memerangi pandemi. Mereka membahas komitmen AS terhadap keamanan Israel juga.

"Upaya bangsa kita yang sedang berlangsung untuk mengurangi pandemi Covid-19 dan melawan pengaruh Iran yang tidak stabil di kawasan itu, serta komitmen AS yang teguh terhadap keamanan Israel," ujar Ortagus.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement