Kamis 14 May 2020 12:01 WIB

Takeda Akan Uji Antibodi Pasien Covid-19 yang Pulih

Jika berhasil, Takeda dapat mengajukan persetujuan kepada otoritas AS tahun ini.

Takeda Pharmaceutical Company Ltd.  Pada Juli mendatang, Takeda Pharmaceutical Co Ltd akan uji coba pengobatan Covid-19 menggunakan antibodi dari darah pasien yang pulih.
Foto: blog.thomsonreuters.com
Takeda Pharmaceutical Company Ltd. Pada Juli mendatang, Takeda Pharmaceutical Co Ltd akan uji coba pengobatan Covid-19 menggunakan antibodi dari darah pasien yang pulih.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Takeda Pharmaceutical Co Ltd pada Rabu (13/5) mengatakan uji coba pengobatan Covid-19 yang didasarkan pada antibodi dari darah pasien yang pulih kemungkinan dimulai pada Juli. Uji klinis akan melibatkan ratusan pasien dan membutuhkan beberapa bulan untuk menyelesaikannya.

Kepala Unit Terapi Turunan Plasma di Takeda Pharmaceutical Co Ltd, Julie Kim, menyatakan, jika berhasil, perusahaan farmasi Jepang itu dapat mengajukan persetujuan kepada otoritas AS tahun ini. Soal kapan produk akan tersedia di luar, kata Kim, studi klinis masih belum jelas. 

Baca Juga

"Tapi kami berharap sebelum akhir tahun sudah dapat mendapat beberapa informasi terkait penggunaan yang lebih luas," kata Kim kepada investor.

Memerangi penyakit dengan darah dari para penyintas adalah strategi klasik yang belum diuji dengan baik untuk virus corona jenis baru ini (2019-nCoV), yang muncul di China akhir tahun lalu dan telah menyebar ke seluruh dunia. Beberapa rumah sakit telah mengumpulkan plasma darah dari pasien yang pulih dan memasukkannya ke tubuh orang menunjukkan gejala sakit akibat Covid-19, tetapi kemanjurannya masih dipelajari.

Covid-19 telah menginfeksi 4,3 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan hampir 300 ribu telah meninggal, menurut hitungan Reuters. Pandemii tu telah memacu beberapa lembaga pembuat obat untuk berlomba mengembangkan pengobatan atau vaksin yang layak. 

Perawatan yang diusulkan Takeda menawarkan dosis antibodi standar. Perawatan itu juga memiliki umur simpan yang jauh lebih lama daripada plasma darah yang tidak diproses. Sejauh ini, belum ada pengobatan untuk Covid-19 yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

Jumlah pasien yang dapat dibantu oleh pengobatan Takeda, awalnya disebut TAK-888, sebagian tergantung pada ketersediaan donor darah, kata Kim dalam sebuah wawancara dengan Reuters. "Ini sumber daya yang langka. Antibodi tidak bertahan selamanya dan kita harus menahan orang-orang dalam periode waktu itu. Ini tergantung pada perkembangan COVID-19 dalam geografi yang berbeda," kata Kim menjelaskan.

Pekan lalu, Takeda mengatakan telah bergabung dengan sembilan perusahaan lain yang bekerja pada terapi berbasis plasma darah untuk mengembangkan pengobatan bagi pasien Covid-19. Aliansi Plasma CoVIg-19 itu juga mencakup Biotest AG, CSL Behring, dan Octapharma Plasma. Takeda bekerja sama dengan Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) dalam uji klinis untuk menghasilkan pengobatan, yang tidak akan memiliki perlindungan paten industri obat standar karena menggunakan teknologi yang ada.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement