Kamis 14 May 2020 10:12 WIB

Bulog Mulai Datangkan 22 Ribu Ton Gula Impor India

Pasokan gula impor tersebut telah tiba pada pekan lalu di Pelabuhan Tanjung Priok

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Gula impor menyerbu pasar Indonesia
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Gula impor menyerbu pasar Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog mulai merealisasikan penugasan impor gula kristal putih (GKP) dari India sebanyak 22 ribu ton dari total kuota 50 ribu ton. Pasokan gula impor itu segera didistribusikan ke masyarakat melalui outlet Bulog, toko ritel, dan pasar tradisional.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, pasokan gula impor tersebut telah tiba pada pekan lalu di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Namun, gula belum dapat langsung didistribusikan ke pasar lantaran harus melalui proses pengemasan 1 kilogram.

Baca Juga

"Insya Allah, dalam minggu depan sisanya akan datang lagi ke Surabaya. Sejauh ini tidak ada gangguan," kata Awaluddin kepada Republika.co.id, Kamis (14/5).

Ia menuturkan, harga jual gula oleh Bulog kepada toko ritel maupun pengecer asar tradisional tentu lebih rendah dari harga eceran tertinggi (HET) Rp 12.500 per kilgoram (kg). Dengan begitu, di harapkan harga gula yang diterima konsumen sesuai dengan HET.

Lebih lanjut, Awaluddin menuturkan, Bulog juga berencana untuk melakukan operasi pasar gula ke beberapa wilayah di Jabodetabek yang mengalami kenaikan harga tertinggi. Diharapkan, harga komoditas gula dapat segera diintervensi dari yang saat ini dihargai lebih dari Rp 16 ribu per kilogram.

"Kita akan sebar ke beberapa pasar secara langsung, kita sebarkan ke pengecer dan dia harus jual sesuai HET kepada konsumen," ujarnya.

Presiden Joko Widodo, pada Rabu (13/5) kemarin menyoroti soal masih tingginya harga gula di tingkat konsumen. Ia pun meminta agar jajarannya kembali mengecek persediaan gula nasional dan proses mekanisme distribusi. Presiden pun meminta agar harga gula dapat segera turun demi menaikkan kembali daya beli masyarakat yang melemah akibat Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement