Rabu 13 May 2020 15:39 WIB

Harga Daging Sapi di Cianjur Merangkak Naik

Sejak pertengahan puasa permintaan daging sapi di Cianjur meningkat.

Pembeli memilih daging sapi. Harga daging sapi di pasar di Cianjur Jawa Barat naik jelang Lebaran.
Foto: Antara/Arnas Padda
Pembeli memilih daging sapi. Harga daging sapi di pasar di Cianjur Jawa Barat naik jelang Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Harga daging di pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, merangkak naik, karena tingginya permintaan sepanjang bulan puasa. Daging sapi saat ini dijual Rp 130.000 per kilogram dan daging ayam naik menjadi Rp 32.000 per kilogram.

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Ayam dan Sapi (APDAS) Cianjur, Yayu Sri Rahayu, saat dihubungi Rabu (13/5), mengatakan sejak satu pekan terakhir tepatnya pertengahan bulan puasa, tingkat pembelian oleh masyarakat di sejumlah pasar tradisional di Cianjur meningkat. Namun pemesan dari hotel dan rumah makan menurun hingga 50 persen.

Baca Juga

"Tingkat pemesanan warga sudah terlihat sejak merebaknya Covid-19 beberapa pekan terakhir. Sedangkan pesanan yang biasanya cukup tinggi dari hotel dan restoran, menurun tajam karena sebagian besar tutup sesuai anjuran pemerintah. Sehingga perputaran ekonomi pedagang daging tetap berjalan meskipun sedikit menurun," katanya.

Ia menjelaskan satu pekan pertama bulan puasa harga daging sapi dan ayam sempat anjlok, namun selang satu pekan kedua bulan puasa kembali naik. Daging sapi sempat dijual Rp 100.000 per kilogram dan daging ayam sempat terjun di angka Rp 18.000 per kilogram. Namum minggu ketiga puasa kembali merangkak naik, daging sapi dijual Rp 130.000 per kilogram dan daging ayam dijual Rp 32.000 per kilogram.

Pihaknya memperkirakan harga tersebut akan terus merangkak naik sampai hari raya, meskipun kenaikannya tidak akan melambung seperti Lebaran tahun lalu yang mencapai puluhan ribu per kilogram. "Kenaikannya tidak akan separah Lebaran tahun lalu, harga daging ayam mencapai Rp 60.000 per kilogram dan daging sapi mencapai Rp 200.000 per kilogram," katanya.

Pasalnya, ungkap dia,tingkat pemakaian dan pemesanan warga tinggi, namun tingkat daya beli di tengah pandemi Covid-19 tidak setinggi tahun sebelumnya yang dipengaruhi pesanan besar dari hotel dan rumah makan yang ada di Cianjur.

"Kecil kemungkinan harga akan meroket karena tidak seperti Lebaran tahun lalu, hotel dan rumah makan masih tutup. Sehingga pengusaha dan pedagang hanya mengandalkan pesanan dari warga yang jumlahnya hanya beberapa ton menjelang Lebaran, baik daging sapi atau daging ayam. Kemungkinan kenaikan akan stagnan pada harga yang tidak terlalu tinggi dari harga normal," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement