Rabu 13 May 2020 14:45 WIB

Jenderal Doni dan Menu Sahur Pangek Ikan Gurame

Doni tidak ingin masyarakat terpapar covid-19, tak ingin rakyat terkena PHK.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo.
Foto: Istimewa
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Selamat Ginting, Wartawan Senior Republika

Tepat di hari jadinya ke 57 tahun, 10 Mei 2020 lalu, Letnan Jenderal Doni Monardo santap sahur dengan menu pangek ikan gumare khas Minang. Hidangan special buatan istrinya, Santi Ariviani. Hidangan spesial ini biasanya menjadi menu khusus warga Minang saat hari Lebaran atau acara khusus.

Sang istri membawanya ke Graha BNPB, lantai 10, tempat Doni bekerja, Sabtu (9/5/2020) sore. Sehari sebelum ulang tahun suaminya. Termasuk menu ikan asam padeh, kesukaan jenderal bintang tiga itu. “Ulang tahun dimulai dari sekarang,” kata sang istri, sambil tersenyum.

Itulah kali ketiga ia menemui suaminya dalam dua bulan ini. Kali keempat, ia datang lagi keesokan harinya, pada 10 Mei 2020.  Selama dua bulan Doni total bekerja untuk bangsa dan negara. Terhitung sejak 13 Maret 2020, Doni memilih tidak pulang ke rumahnya di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan.

Hal itu setelah Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut sebagai Kepala Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Sahur di hari jadinya, seperti biasa, Doni mengenakan kaos. Ada beberapa hidangan lauk, tetapi dia lebih memilih masakan yang dibawakan istrinya. Pangek ikan gurame khas Minang. Baik Doni maupun istrinya memang berasal dari keluarga Minang. Doni menamatkan SMA di Kota Padang.

Ikan gurame dengan kacang panjang dinikmatinya bersama tiga teman sahur di hari ulang tahunnya. Ketiganya; tenaga ahli BNPB, Egy Massadiah; koordinator staf pribadi, Kolonel (Zeni) M Budi Irawan; dan penulis.

Sambil sahur Doni menanyakan tugas-tugas yang harus dikerjakannya kepada Kolonel Budi Irawan. Termasuk mengingatkan tugas yang mesti dilakukan Egy Massadiah. Padahal hari itu, 10 Mei 2020 merupakan hari Ahad (Minggu). Hari libur. Tetapi bagi Doni, selama menangani pandemi covid-19 ini, tanggal merah pun menjadi warna hitam. Agendanya tetap penuh. Usai sahur, Kolonel Budi dan Eggy meninggalkan ruang makan.

Tak ingin dibenturkan

Berdua di meja makan dengan penulis, Jenderal Doni pun kembali membahas kekeliruan wartawan junior yang salah mendengarkan kalimatnya. Ia kembali meminta pendapat bagaimana menghadapi wartawan muda yang masih minim jam terbang liputan.

Bisa jadi, para wartawan muda itu belum memahami karakter Doni. Ia salah satu pejabat publik yang pernyataannya cenderung tegas. Abituren (lulusan) Akademi Militer (Akmil) 1985 itu, termasuk pejabat yang sepi dari pemberitaan negatif. Doni berusaha tidak pernah menimbulkan pernyataan kontroversi.

Pada Sabtu (9/5/2020) malam, Doni sampai tiga kali memperdengarkan rekaman suaranya yang salah didengar wartawan. Kata ‘pemberitaannya’ membingungkan, ditulis wartawan menjadi ‘pemerintahannya’ membingungkan. Tentu saja artinya jadi sangat berbeda, sehingga Doni harus meluruskan hal tersebut.

“Coba Anda dengarkan kalimat saya ya. Tentu saya paham dengan intonasi suara saya,” kata Doni kepada penulis.

Ia tidak ingin dibenturkan dengan pejabat pemerintah lainnya, termasuk dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. “Yang disampaikan Pak Budi Karya, belum tentu salah. Tetapi mohon maaf, pemberitaannya malah justru membuat rakyat bingung. Beberapa media menuliskannya dengan benar. Namun ada juga media yang menuliskannya keliru. “… pemerintahnya malah justru membuat bingung.”  Hal itu membuat makna berita jadi berbeda.

Hal itu pula yang dibahas Doni Monardo dengan Menteri Komunukasi dan Informatika, Johnny Garard Plate. Mereka bicara sekitar pukul 23.15 WIB. Sekitar 15 menit, keduanya membahas soal kekeliruan beberapa wartawan. Menteri Johnny Plate juga mengungkapkan beberapa media yang keliru, ternyata belum terdaftar di Dewan Pers. Beberapa yang keliru kemudian merevisi beritanya setelah diberitahu fakta sebenarnya. Termasuk hasil rekaman pernyataan Doni Monardo.

Pembicaraan juga mengulas tentang evaluasi pernyataan yang disampaikan juru bicara pemerintah tentang covid-19. Termasuk membentuk tim pakar yang memberikan masukan informasi terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat. Sehingga ke depan pernyataan juru bicara sekaligus menjawab beberapa isu atau rumor yang mengemuka. Sehingga masyarakat tidak salah mengartikan pernyataan dari juru bicara pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement