Rabu 13 May 2020 14:05 WIB

Mahasiswa UMM Sisihkan Uang Bantu Masyarakat Rentan Covid-19

andemi Covid-19 telah memperkuat rasa peduli dan hubungan antarmasyarakat

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Kelompok Kerja Nyata (KKN) 10, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membagikan makan gratis kepada masyarakat.
Foto: Dok. Humas UMM
Kelompok Kerja Nyata (KKN) 10, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membagikan makan gratis kepada masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pandemi Covid-19 telah memperkuat rasa peduli dan hubungan antarmasyarakat yang mampu atau sebaliknya. Sikap peduli ini turut muncul di benak para mahasiswa Kelompok Kerja Nyata (KKN) 10 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Meskipun program KKN telah usai, mahasiswa UMM tidak ingin kebermanfaatannya ikut berhenti. Melalui program Operasi Makan Gratis (OMG), kelompok mahasiswa yang sebelumnya ditempatkan di Jatiguwi, Sumberpucung, Kabupaten Malang ini rela menyisihkan sisa uang kegiatan program. Kegiatan ini dilaksanakan di empat titik Kota Malang.

"Lokasinya antara lain di Jalan Ijen, Jalan Veteran, Alun-alun Kota Malang, serta Alun-alun Tugu Malang," kata Humas KKN 10 Jatiguwi UMM, Caprycornis Yearis S melalui pesan resmi yang diterima Republika, Rabu (13/5).

Yearis mengatakan, kegiatan OMG pada dasarnya untuk saling berbagi dan bekerjasama serta menguatkan satu sama lain di masyarakat. Apalagi saat ini masyarakat tengah menghadapi kondisi yang tak menentu. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan dampak kurang baik pada beberapa kalangan.

Menurut Yearis, target OMG antara lain pekerja nonformal, ojek daring, ojek konvensional, dan petugas kebersihan. Program ini dilaksanakan dengan membagikan 100 porsi makan untuk buka puasa. Dengan aksi ini, diharapkan akan memunculkan inisiatif lain untuk membantu masyarakat yang terdampak dari Covid-19.

Yearis berpendapat, rasa kemanusian tinggi penting dimiliki saat menghadapi Pandemi Covid-19. Pasalnya, tidak hanya para tenaga kesehatan yang membutuhkan tapi beberapa elemen masyarakat lainnya. Hal ini terutama pada mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja sehingga tidak memiliki penghasilan lagi.

"Serta para pekerja yang kehidupanya bergantung pada pendapatan harian,” ungkap mahasiswi asal Donomulyo, Kabupaten Malang.

Kelompok mahasiswa ini tidak bergerak sendiri. Mereka juga berkolaborasi dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Malang dalam aksinya. Salah satu penerima manfaat mengaku pendapatan hariannya jauh berkurang sejak pandemi.

"Sepi banget, nggak kayak biasanya. Pemasukan jadi sedikit padahal kebutuhan di rumah harus tetap terpenuhi,” ucap Tukang Becak, Sutrisno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement