Manfaat Puasa Terhadap Kemampuan Berpikir Menurut Medis

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah

Rabu 13 May 2020 10:34 WIB

Puasa dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikir. Ilustrasi berbuka puasa. Foto: Pexels Puasa dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikir. Ilustrasi berbuka puasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Secara medis, banyak manfaat yang bisa diperoleh manusia dengan berpuasa. Salah satu manfaatnya adalah dapat mengaktifkan kemampuan sel-sel otak dengan berlipat ganda.

Dalam buku Sehat dengan Ibadah karya Jamal Muhammad Az-Zaki dijelaskan, puasa memang dapat mengaktifkan sel-sel otak dengan kemampuan berlipat ganda. Sebab sistem pencernaan terhenti yang membuat darah terpompa sangat baik ke jaringan otak untuk menyuplai makanan di lingkaran belit dari susunan otak.

Baca Juga

Hal itu dapat membekali tengkorak dengan nutrisi terbaik agar menjalankan fungsinya dengan maksimal. 

Para peneliti, dalam buku tersebut diungkapkan, telah bersepakat tentang pentingnya berpuasa bagi kehidupan dari aspek pembongkaran timbunan bahan-bahan nutrisi dalam tubuh.

Seperti berbagai macam vitamin dan asam amino yang tidak boleh ditimbun dalam jangka yang lama. Karena, ia akan kehilangan urgensinya bagi kehidupan apabila terlalu lama dalam timbunan. Zat-zat tersebut harus segera dibongkar dari gudang penimbunannya lalu dimanfaatkan tubuh sebelum rusak.

Seperti inilah tubuh membutuhkan pembaruan dari waktu ke waktu. Timbunan lama harus dibongkar sebelum rusak dan mati lalu diganti dengan yang baru lagi. Kesempatan pembongkaran semacam ini tidak akan tercapai kecuali dengan berpuasa.

Benar kiranya sebuah hadis yang menyatakan bahwa: صُومُوا تَصِحُّوا “Shumuu tashihu.” Yang artinya: “Berpuasalah kalian agar kalian sehat.” 

Kadar hadis ini memang dhaif dari sanad yang bermasalah. Namun demikian Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu menyebut, hadis dhaif boleh dipakai untuk penyemangat ibadah (fadhailul amal). 

Apalagi, terdapat banyak hadits sahih tentang manfaat berpuasa bagi kesehatan yang bisa menimbulkan ketakwaan sebagai pendukung hadis dhaif tadi.