Rabu 13 May 2020 09:25 WIB

Peneliti UEA Temukan 70 Mutasi Berbeda dari Virus Corona

Sejauh ini peneliti dunia sudah mengidentifikasi tiga jenis virus corona Covid-19.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Penelitian virus corona Covid-19, ilustrasi
Foto: Rawpixel
Penelitian virus corona Covid-19, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Dua jenis virus corona Covid-19 dengan 70 mutasi berbeda telah ditemukan di Uni Emirat Arab (UEA). Sejauh ini, di seluruh dunia para peneliti telah mengidentifikasi tiga jenis virus corona Covid-19, termasuk strain utama (strain A), dan dua strain lainnya (B dan C) yang diturunkan.

Juru bicara ilmuwan Alawi al-Sheikh mengatakan, untuk menentukan jenis virus corona yang ada di UEA, para peneliti melakukan penelitian menggunakan temuan dari 49 pasien virus corona. Mereka juga menganalisis urutan genetik lengkap untuk 25 dari kasus awal yang terdeteksi di negara itu.

Baca Juga

Al-Sheikh mengatakan, berdasarkan 25 kasus, peneliti menemukan bahwa 24 di antaranya memiliki strain B. Sebagian besar kasus ditemukan pada pasien yang telah melakukan perjalanan ke Eropa atau melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi virus corona. Kasus lain terdeteksi pada seorang turis China yang tiba dari Wuhan dan memiliki strain A.

Temuan itu juga mengindikasikan adanya 70 mutasi berbeda dari virus corona di UEA. Sebanyak 17 di antaranya belum diidentifikasi untuk menentukan urutan virusnya.   

"Ini merupakan pencapaian bagi UEA di mana negara kami berkontribusi pada upaya komunitas ilmiah global untuk memahami Covid-19 dengan memberikan informasi ini ke basis data penelitian internasional untuk para ilmuwan dan peneliti," ujar al-Sheikh, dilansir Al Arabiya.

Al-Sheikh menjelaskan, ketika seseorang terinfeksi virus apa pun, termasuk Covid-19, virus tersebut mengambil alih sel manusia. Mereka mengubahnya menjadi pabrik yang menghasilkan jutaan virus baru. Perubahan kecil terjadi pada strain genetik virus di mana strain baru, atau varian genetik dikembangkan.

"Ini normal karena sebagian besar perubahan genetik ini tidak benar-benar mengubah sifat virus atau gejalanya," kata al-Sheikh. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement