Selasa 12 May 2020 21:38 WIB

Kasus DBD di Rejang Lebong Melonjak

Terhitung Januari sampai akhir April, sudah 71 kasus DBD di Rejang Lebong.

Kasus DBD di Rejang Lebong Melonjak. Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk Aedes aegypti sekaligus mencegah wabah DBD.
Foto: ANTARA/ANDIKA WAHYU
Kasus DBD di Rejang Lebong Melonjak. Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk Aedes aegypti sekaligus mencegah wabah DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyatakan terjadi lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada periode April 2020. Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Syamsir melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Hamka mengatakan, jumlah penderita DBD di daerah itu pada April mencapai 40 kasus.

"Terhitung Januari sampai akhir April sudah 71 kasus DBD positif, di mana untuk bulan April kemarin terjadi lonjakan kasus dari 15 kasus pada Maret menjadi 40 kasus selama April," ujar dia, Selasa (12/5).

Baca Juga

Meningkatnya jumlah warga yang terjangkit DBD ditengah pandemi Covid-19 ini karena saat ini masih masuk musim hujan. Kemungkinan berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti cukup besar dengan banyaknya genangan air.

Kalangan warga yang dinyatakan positif menderita DBD ini diketahui berdasarkan laporan 21 puskesmas yang tersebar di 15 kecamatan di Rejang Lebong serta laporan dari petugas RSUD Curup. Kendati tidak memakan korban jiwa, namun kasusnya harus diwaspadai agar tidak meningkat tajam.

Adapun perincian kasus DBD yang terjadi ini antara lain pada Januari sebanyak enam kasus, Februari 10 kasus, Maret 15 kasus dan April sebanyak 40 kasus. Dia mengimbau masyarakat setempat menggiatkan gerakan pembersihan lingkungan secara bersama-sama sehingga bisa memberantas sarang nyamuk yang berkemungkinan menyebarkan DBD. Selain itu, masyarakat juga melakukan gerakan 3M plus, yakni menguras bak air, menutup tempat air, dan mengubur barang bekas, serta menaburkan bubuk abate di sumber air.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement