Rabu 13 May 2020 02:36 WIB

Stimulus Pandemi Asia Berpotensi Perlambat Matinya Batu Bara

China tertarik berinvestasi di tenaga batu bara untuk membantu pemulihan ekonomi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Foto udara tempat penumpukan sementara batu bara di Muarojambi, Jambi, Selasa (21/4). Beberapa negara besar di Asia tampak akan berinvestasi di tenaga batu bara untuk memulihkan perekonomian di negara masing-masing.
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Foto udara tempat penumpukan sementara batu bara di Muarojambi, Jambi, Selasa (21/4). Beberapa negara besar di Asia tampak akan berinvestasi di tenaga batu bara untuk memulihkan perekonomian di negara masing-masing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa negara besar di Asia tampak akan berinvestasi di tenaga batu bara untuk memulihkan perekonomian di negara masing-masing. Analis menilai hal ini dapat membantu industri pembangkit listrik tenaga batu bara di Asia tetap maju meski ada penurunan permintaan dan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan.

International Energy Agency mengungkapkan permintaan terhadap bahan bakar fosil akan menurun tahun ini karena lockdown membuat penggunaan listrik menurun. European Union, International Monetary Fund dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melihat kondisi ini sebagai sebuah kesempatan untuk meluncurkan green recovery, dukungan untuk menghentikan dukungan untuk tenaga batu bara.

Baca Juga

Di sisi lain, beberapa raksasa Asia seperti China, Korea Selatan dan Jepang menunjukkan tanda-tanda akan mengarahkan dana pemulihan kepada industri yang berfokus pada batu bara. Analis menilai tindakan ini bisa memicu sentakan jangka pendek yang mempertaruhkan efisiensi dan kerusakan lingkungan.

"China dan beberapa negara mungkin tertarik untuk berinvestasi di tenaga batu bara untuk membantu pemulihan perekonomian mereka setelah pandemi Covid-19," jelas co-head of power and utilites dari Carbon Tracker Matt Gray.

China merupakan negara yang memproduksi dan memakai setengah dari batu bara dunia. Beberapa minggu terakhir, China mengizinkan lebih banyak provinsi untuk memulai pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara pada 2023.

China juga diketahui mempercepat proses konstruksi lima pembangkit listrik tenaga batu bara. Selain itu, China memiliki komitmen miliaran dolar AS untuk jalur transmisi listrik lintas negara.

Impor batu bara China pada April meningkat 22 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan Jepang dan Korea Selatan diperkirakan akan melanjutkan pendanaan untuk pembangkit listrik tenaga batu bara di beberapa negara berkembang seperti Vietnam dan Indonesia. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement