Lailatul Qadar, Ketika Para Malaikat Mendoakan Umat Islam

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah

Selasa 12 May 2020 10:12 WIB

Para malaikat turun ke bumi pada Lailatul Qadar mendoakan umat Islam. Ilustrasi Lailatul Qadar Foto: Republika/mgrol101 Para malaikat turun ke bumi pada Lailatul Qadar mendoakan umat Islam. Ilustrasi Lailatul Qadar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Lailatul Qadar merupakan satu malam penting yang hanya terjadi pada Ramadhan, kono menurut sejumlah riwayat berada di malam-malam 10 terakhir Ramadhan. Alquran menggambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.  

"Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Alquran," kata Ustaz Ahmad Sarwat, Lc MA dalam bukunya "Jaminan Mendapat Lailatul Qadar". 

Baca Juga

Ustaz Ahmad menuturkan, deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Alquran surat Al Qadar ayat 1-3: 

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

"Dan tahukah kamu apakah malam Qadar itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."

Para ulama menetapkan bahwa bila seseorang beramal saleh di Lailatul Qadar itu, maka dia akan mendapat pahala seperti melakukannya dalam 1000 bulan. 

Menurut Ustadz Ahmad, terusan ayat di atas adalah penegasan dari Allah SWT bahwa di malam itu turunlah para malaikat ke atas muka bumi seperti disampaikan Allah dalam Alquran surat Al Qadar ayat 4: 

تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

"Para malaikat danm ruh turun di malam itu dengan izin dari Tuhan mereka dengan segala urusan."

Imam Al Qurthubi menyebutkan bahwa dari setiap lapis langit dan juga dari Sidratil Muntaha, para malaikat turun ke bumi, untuk mengamini doa.  

Umat Islam yang dipanjatkan di sepanjang malam itu hingga terbitnya fajar, atau masuknya waktu subuh. "Selain itu disebutkan bahwa para malaikat turun untuk membawa ketetapan taqdir untuk setahun ke depan," katanya.

Lalu bagaimana cara terbaik untuk menyambut para malaikat di 10 hari Ramadhan.? Apakah kita mesti bergadang semalaman? 

Ustaz Ahmad menyampaikan, bila kita hanya berkonsentrasi mengejar Lailatul Qadar sebatas di malam-malam ganjil di 10 malam yang terakhir saja, maka kemungkinan kita mendapatkannya hanya 5 malam dari 30 malam. 

Secara matematis, berarti kemungkinan keberhasilannya hanya 1/6 saja, atau sekitar 16 persen saja. Peluang terjadinya kehilangannya justru jauh lebih besar, yaitu sekitar 84 persen meleset dari mendapatkan malam itu. "Ini sesungguhnya sebuah angka yang terlalu besar resikonya," katanya.

Lalu untuk mendapatkan angka 100 persen kemungkinan mendapatkan Lailatul Qadar, apakah kita harus melek begadang tiap malam selama sebulan penuh? Apakah nanti kondisi mesehatan kita malah menurun dan jatuh sakit?

"Jawabnya tentu saja tidak harus begadang tiap malam selama sebulan. Sebab selain bisa jatuh sakit, produktivitas kerja kita di siang harinya pun pasti akan menurun jauh," katanya.

Maka cara efektif, efisien dan juga masuk akal adalah kita isi tiap malam dengan ibadah, tetapi tidak harus semalam suntuk. Bila tiap malam kita mengerjakan rangkaian sholat Isya, disambung dengan sholat 

tarawih, disempurnakan dengan sholat witir, sebenarnya juga sudah sangat cukup untuk bisa menggapai Lailatul Qadar. 

Dalam hal ini yang kita fokuskan bukan begadang semalamannya, melainkan yang penting justru rutinitasnya, dan kalau bisa jangan sampai terputus. Kemungkinan kita mendapatkan Lailatul Qadar itu adalah ketika setiap malam kita rajin dan setia untuk mendapatkannya, dengan cara tidak melewatkannya walaupun hanya satu malam.  

"Untuk sekadar ikut sholat tarawih di masjid tiap malam, rasanya mudah saja dan masuk akal, sehat, efisien, efektif, dan tetap produktif di siang harinya," katanya.