Selasa 12 May 2020 01:55 WIB

Israel Ajukan Syarat Terkait Bailout untuk Maskapai El Al

Maskapai El Al menangguhkan penerbangan penumpang hingga akhir Mei.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Nidia Zuraya
Maskapai Israel El Al.
Foto: Reuters
Maskapai Israel El Al.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintah Israel meminta maskapai El Al Israel Airlines untuk melakukan pembenahan, termasuk juga regulasi pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini menjadi syarat yang harus dipenuhi sebelum pemerintah Israek menyetujui untuk memberikan bantuan kepada maskapai yang mengalami krisis financial, ungkap perwakilan pemerintah pada hari Ahad (10/5) waktu setempat.

Dilansir dari Reuteurs pada Senin (11/5), maskapai El Al Israel Airlines sedang mencari pinjaman  sebesar 400 juta dolar AS untuk membantu melalui krisis akibat wabah virus Corona. Maskapai ini menangguhkan penerbangan penumpang hingga setidaknya akhir Mei.

Sementara sekitar 6.000 pekerjanya cuti tidak dibayar sampai 30 Juni 2020. Namun pemerintah berargumen masalah maskapai ini, seperti tenaga kerja yang membengkak, gaji tinggi dan neraca yang lemah, dimulai jauh sebelum adanya pandemi Covid-19.

Para menteri kabinet dan pejabat senior kementerian keuangan telah menyusun sebuah rencana hingga Ahad (10/5) malam yang akan membantu mereka merasa yakin bahwa perusahaan akan dapat membayar kembali pinjaman. Menurut juru bicara kementerian, langkah selanjutnya adalah mempresentasikan proposal kepada maskapai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement