Selasa 12 May 2020 03:17 WIB

Pariwisata Global Terancam Rugi 1,2 Triliun Dolar

UNWTO mengatakan pandemi Covid-19 dapat menurunkan tingkat pariwisata internasional

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Wisatawan berfoto di pelantaran Trocadero dengan latar pemandangan Menara Eiffel saat hujan mengguyur Paris, Prancis. UNWTO mengatakan pandemi Covid-19 dapat menurunkan tingkat pariwisata internasional. Ilustrasi.
Foto: Reuters/Charles Platiau
Wisatawan berfoto di pelantaran Trocadero dengan latar pemandangan Menara Eiffel saat hujan mengguyur Paris, Prancis. UNWTO mengatakan pandemi Covid-19 dapat menurunkan tingkat pariwisata internasional. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- United Nations World Tourism Organization (UNWTO) mengatakan pandemi Covid-19 dapat menurunkan tingkat pariwisata internasional sebesar 60-80 persen. Hal itu berpotensi mengakibatkan hilangnya pendapatan sebanyak 910 miliar hingga 1,2 triliun dolar AS.

UNWTO menyebut pandemi telah menyebabkan penurunan 22 persen kedatangan wisatawan internasional selama kuartal pertama 2020. Krisis kesehatan global dapat memicu anjloknya pariwisata tahunan antara 60 persen dan 80 persen jika dibandingkan dengan angka 2019.

Baca Juga

"Ini menempatkan jutaan mata pencaharian dalam risiko dan mengancam untuk menghentikan kemajuan yang dibuat dalam memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," UNWTO dalam sebuah pernyataan dikutip laman News18, Senin (11/5).

Menurut data terbaru Barometer Pariwisata Dunia UNWTO dalam tiga bulan pertama 2020, telah terjadi 22 persen penurunan di sektor pariwisata. Angka kedatangan pada Maret menurun tajam sebesar 57 persen. Hal itu terjadi karena banyak negara yang mulai menerapkan lockdown dan larangan perjalanan. Itu berarti hilangnya 67 juta kedatangan internasional dan sekitar 80 miliar dolar AS dalam penerimaan (ekspor dari pariwisata).

UNWTO mencatat wilayah Asia dan Pasifik kehilangan 33 juta kedatangan, sementara Eropa 22 juta. Terkait situasi ini, UNWTO telah memberikan tiga skenario.

Menurut skenario pertama, mungkin ada penurunan kedatangan 58 persen berdasarkan pembukaan bertahap perbatasan internasional dan pelonggaran pembatasan perjalanan pada awal Juli. Skenario kedua, melihat penurunan 70 persen jika perbatasan internasional dibuka secara bertahap dan pembatasan perjalanan dikurangi pada awal September. 

Skenario ketiga menyatakan bahwa mungkin ada penurunan 78 persen dalam kedatangan berdasarkan pembukaan bertahap perbatasan internasional dan pelonggaran pembatasan perjalanan hanya pada awal Desember. Dalam skenario ini, menurunnya permintaan dapat diterjemahkan dengan hilangnya 850 juta hingga 1,1 miliar turis.

Kerugian ekonominya dari pendapatan pariwisata dapat mencapai 910 miliar dolar hingga 1,2 triliun dolar AS. Kemudian sebanyak 100 hingga 120 juta pekerjaan terancam.

"Ini adalah krisis terburuk yang dihadapi pariwisata internasional sejak pencatatan dimulai (1950). Dampaknya akan terasa pada tingkat yang berbeda-beda di berbagai wilayah global dan pada waktu yang tumpang tindih, dengan Asia dan Pasifik diperkirakan akan pulih lebih dulu," kata UNWTO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement