Senin 11 May 2020 14:20 WIB

Puluhan Pedagang Pasar Raya Padang Tolak Penutupan

Pemerintah hendak menutup Pasar Raya Padang karena menjadi klaster penyebaran Corona.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Teguh Firmansyah
Pemko Padang semprot Pasar Raya Padang dengan disinfektan karena menjadi sumber penularan terbanyak virus corona di Kota Padang, Senin (20/4)
Foto: Republika/Febrian Fachri
Pemko Padang semprot Pasar Raya Padang dengan disinfektan karena menjadi sumber penularan terbanyak virus corona di Kota Padang, Senin (20/4)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Puluhan pedagang Pasar Raya Padang menolak upaya penutupan pasar oleh Pemerintah Kota Padang, Senin (11/5). Pemko Padang mulai hari ini berencana menutup sementara Pasar Raya Padang karena menjadi klaster terbesar penularan Covid-19 di Kota Padang bahkan di Sumatra Barat.

Pantauan Republika.co.id, di lokasi, petugas Pemadam Kebakaran Kota Padang yang bersiap melakukan penyemprotan seluruh area pasar dengan cairan disinfektan. Tapi puluhan pedagang menolak menutup lapak dagangan mereka.

Baca Juga

"Kami sudah sebulan lebih tidak berdagang. Dan sudah menjerit tidak ada penghasilan," kata Ketua Koperasi Bersama PKL Pasar Raya Padang, Itman.

PKL ini yang ngotot tetap berjualan atau menolak penutupan Pasar Raya Padang.

Itman merasa pedagang tidak punya sarana penghasilan lain selain membuka lapak dagangan di Pasar Raya. "Kalau pasar ditutup, kami mau makan apa. Kami sudah menderita selama ini. Jadi kami tidak ada maksud menantang pemerintah," ujar Itman.

Itman meminta pemerintah mencarikan solusi bagi pedagang yang terdampak sejak pandemi Covid-19. Selain itu, menurut Itman, pemerintah juga harus mengajak para pedagang berbicara bersama sebelum memutuskan penutupan pasar.

Saat ini Itman dan para pedagang merasa pemerintah hanya secara sepihak memutuskan penutupan pasar.

Diketahui sudah ada 50 kasus positif covid-19 dari klaster Pasar Raya Padang. Di Kota Padang sendiri saat ini sudah tercatat 177 kasus positif covid-19. Dari 177 tersebut, 40 orang sudah dinyatakan sembuh dan 14 orang meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement