Senin 11 May 2020 12:57 WIB

Giggs: Hanya Empat Pemain yang tak Dibentak Sir Alex

Sir Alex tahu kapan harus menggunakan metoda Hair Dryer, kapan tidak.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
David Beckham dan Sir Alex Ferguson
Foto: skysports.com
David Beckham dan Sir Alex Ferguson

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER --Legenda Manchester United (MU), Ryan Giggs, mengungkap gaya manajemen Sir Alex Ferguson, khususnya soal metoda Hari Dryer ata'pengering rambut' yang sangat terkenal. Giggs menuturkan, ada empat pemain MU yang tak mau menerima perawatan tersebut.

Ferguson memang dikenal sebagai manajer paling sukses dalam sejarah klub, setelah menghabiskan 27 tahun di Old Trafford sebelum pensiun pada 2013. Sementara Giggs, menghabiskan sepanjang kariernya sebagai pesepak bola di bawah asuhan Ferguson.

Giggs paham betul bagaimana layanan yang diberikan terhadap pemain United dan memuji kemampuannya menangani pemain bintang. Bahkan, Giggs menyebut Ferguson sebagai masternya psikologi.

Pendekatan yang tak masuk akal Ferguson dengan beberapa nama besar, yang paling terkenal adalah saat ia menendang sepatu ke arah David Beckham. Sementara, empat pemain yang kerap mendapatkan perlakukan berbeda adalah Eric Cantona, Bryan Robson, Roy Keane dan Cristiano Ronalo.

Giggs bercerita, dimana ada beberapa pertandingan ketika Cantona tak melakukan apapun. Tak mencetak gol atau berlari seperti Carlos Tevez atau Wayne Rooney, sehingga tak berkontribusi pada tim.

Namun, Cantona segera sadar baik cepat atau lambat, dia harus kembali tambil bagus. Bahkan, rekan setimnya kerap bergosip di ruang ganti saat Cantona tak melakukan apapun di lapangan.

''Tapi pekan selanjutnya dia mencetak gol kemenangan atau membuat momen ajaib. Jadi dia (Ferguson) menangani nama besar dengan sangat baik selama mereka melakukannya di lapangan, dia menanganinya dengan berbeda. Dia adalah masternya psikoogi,'' ungkap Giggs, dikutip dari Standard, Senin (11/5).

Ferguson, lanjut Giggs, piawai mendapatkan yang terbaik dari masing0masing individu, seperti merangkul atau memberikan menyemangatinya saat jeda, akhir pertandingan atau membiarkan pemain bereaksi dengan cara yang positif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement