Senin 11 May 2020 08:29 WIB

Bhinneka Masih Investigasi Berita Bobolnya Data Pengguna

Peretas Shiny Hunters klaim bobol data pengguna 10 perusahaan salah satunya Bhinekka.

Upaya peretasan (Ilustrasi). Peretas ShinyHunters klaim bobol data pengguna 10 perusahaan salah satunya Bhinekka
Foto: VOA
Upaya peretasan (Ilustrasi). Peretas ShinyHunters klaim bobol data pengguna 10 perusahaan salah satunya Bhinekka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Group Head, Brand Communication & PR Bhinneka, Astrid Warsito, mengatakan, Bhinneka tengah menginvestigasi kebenaran berita bobolnya data pengguna. "Hingga saat ini kami masih melakukan investigasi yang mengenai kebenaran berita tersebut dan juga melakukan investigasi di sistem internal Bhinneka sehubungan dengan dugaan tersebut," ujar Astrid di Jakarta, Ahad (10/5).

Astrid menekankan bahwa keamanan dan kenyamanan pelanggan saat berbelanja di Bhinneka.com selalu menjadi prioritas. Dia juga mengatakan, Bhinneka telah menerapkan standar keamanan global PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard) dari TUV Rheinland untuk melindungi pelanggan.

Astrid juga mengimbau pelanggan untuk segera melakukan penggantian password sebagai langkah pencegahan. Dia juga mengingatkan untuk tidak menggunakan kata sandi, password, yang sama untuk berbagai layanan dan memakai pos-el yang berbeda untuk aktivitas transaksi daring.

Selain itu, pelanggan juga diminta untuk menggunakan password yang kuat, minimum delapan karakter dengan kombinasi huruf besar dan kecil serta kombinasi angka. Password juga diminta jangan menggunakan identitas atau informasi terkait dengan data diri dan kombinasi simbol.

Bhinneka juga menegaskan bahwa password pelanggan di database selalu dienkripsi. Pihaknya juga tidak menyimpan data kartu kredit ataupun debit.

Semua data pembayaran langsung terkoneksi dengan payment gateway. Selain itu, tidak ada uang elektronik atau digital goods lainnya yang datanya tersimpan di sistem Bhinneka.

"Yang pasti password pengguna semua terenkripsi dan kami tidak menyimpan data perbankan," ujar Astrid.

"Dengan melakukan langkah pencegahan di atas, Anda turut membantu kami untuk menjaga keamanan akun Anda," kata dia menambahkan.

Kelompok peretas bernama Shiny Hunters mengeklaim telah membobol 10 perusahaan, salah satunya Bhinneka. Mereka juga mengeklaim saat ini menjual basis data pengguna perusahaan tersebut di pasar web gelap atau dark web.

Dikutip dari ZDNet, Ahad (10/5), para peretas adalah kelompok yang sama dengan yang telah meretas Tokopedia pekan lalu. Peretas dilaporkan membobol 1,2 juta data pengguna Bhinneka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement