Ahad 10 May 2020 17:03 WIB

Dompet Dhuafa Galang Donasi untuk Guru

Pandemi Covid-19 membuat sebanyak 11.792 relawan guru di 34 propinsi terdampak

Rep: Rossi Handayani / Red: Hiru Muhammad
Dompet Dhuafa menggelar pelatihan metode Iqro untuk guru ngaji di kawasan marginal di aula Masjid Raya Bintaro Jaya pada Ahad (1/4).
Foto: Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa menggelar pelatihan metode Iqro untuk guru ngaji di kawasan marginal di aula Masjid Raya Bintaro Jaya pada Ahad (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lembaga Filantropi, Dompet Dhuafa menggalang donasi untuk para guru yang terdampak dari pandemi Covid-19. Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan mengatakan, dalam masalah ekonomi, ini dirasakan juga oleh para pendidik, terutama yang berstatus honorer. 

"Dompet Dhuafa melakukan beberapa inisiasi untuk membantu mereka. Seperti menggalang donasi untuk bantuan hidup, bagi mereka yang tetap produktif melakukan tugasnya sebagai pendidik," kata Imam, Ahad (10/5).

Imam melanjutkan, bantuan diutamakan bagi para pendidik di pelosok. Hal ini karena mereka sulit mendapatkan akses, terlebih dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ia mengungkapkan, pandemi Covid-19 memang dirasakan oleh semua elemen masyarakat di Indonesia. Diperlukan usaha optimal dan efektif untuk menanggulanginya, dan pengembangan program-program yang berjangka panjang.

"Dompet Dhuafa dengan berbagai entitas pemberdayaannya melihat ini dari cakupan yang cukup luas. Pendidikan menjadi sektor riil yg sangat terdampak, kita dihadapkan pada posisi menjelang ujian akhir tahun, para siswa juga diharuskan belajar jarak jauh berbasis internet. Pun demikian dengan para pengajarnya tenaga pendidik, baik guru maupun ustadz dengan segala keterbatasannya," papar Imam.

Di samping itu, pandemi Covid-19 membuat sebanyak 11.792 relawan guru yang tergabung dalam aktivis Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa (SGI DD) di 34 provinsi terdampak. Sebagian besar dari mereka merupakan guru honorer yang gajinya dibayarkan sesuai jam mengajar. 

Mereka kini tak bisa mengajar, sehingga tidak ada pemasukan lagi. Pelajaran daring kepada 33.725 siswa tidak bisa dilakukan, ini karena tidak ada akses internet dan pulsa internet. 

"Panjangnya masa pandemi ini memang sangat membebani mereka, sehingga mendorong kami untuk terus menjalankan berbagai kampanye yang akan dirasakan oleh banyak pihak yang terdampak," kata Imam.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement