Ahad 10 May 2020 13:51 WIB

Buah Lokal Rajai Pasar di Tengah Pandemi Covid-19

Berkurangnya pasokan buah impor menjadi peluang buah lokal mengisi pasar.

Kelengkeng Telaga Nursey
Foto: dokpri
Kelengkeng Telaga Nursey

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang merebak ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia membuat aktivitas perdagangan turut tertekan. Namun Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo tetap optimistis komoditas pertanian Indonesia bisa tetap stabil. 

Bahkan sejak kasus infeksi Covid-19 diumumkan pertama kali pada awal Maret 2020 lalu, komoditas hortikultura khususnya buah segar mengalami peningkatan. Di sisi lain, penjualan produk buah impor justru mengalami penurunan akibat terganggunya distribusi yang berdampak pada lonjakan harga di dalam negeri. 

Berkurangnya pasokan buah impor yang diikuti dengan lonjakan harga menjadi peluang bagi buah lokal untuk mengisi pasar. 

Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman, mengatakan kondisi pandemi Covid-19 berdampak langsung terhadap buah impor. Terlihat dari jumlahnya yang menurun tajam. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor buah-buahan pada bulan Februari pada tahun 2020 sebanyak 14,5 ribu ton, turun 45 persen dibandingkan impor pada  bulan sebelumnya. Kalau dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019, impor buah turun hingga 54 persen. 

Kondisi ini justru membuka peluang besar bagi buah-buahan lokal untuk mengisi pasar, menggantikan buah impor tersebut. Salah satunya adalah Telaga Nursery yang memiliki usaha kelengkeng itoh super lokal baik bibit, tabulampot, maupun buah segar.

Dari bulan lalu, kelengkeng Telaga Nursery sudah banyak melakukan produksi, bahkan sudah ada yang panen. Namun penjualannya bisa terhambat akibat diberlakukannya social distancing dan lockdown di beberapa wilayah. 

Saat ini permintaan terhadap start up mengalami peningkatan yang signifikan sehingga hal ini dapat menjadi peluang, terutama melalui pasar daring yang merupakan terobosan dalam melakukan penjualan produk yang dihasilkan oleh Telaga Nursery di masa pandemi Covid-19 ini.

Selain itu untuk terus menguasai pangsa pasar kelengkeng itoh super Telaga Nursery diperlukan juga penggunaan taknik pemasaran yang agresif untuk dapat memaksimalkan keuntungan di tengah pandemi Covid-19 yang sangat berpengaruh terhadap proyeksi penjualan. Kompetisi harga dan kompetisi teknologi menjadi upaya untuk menguasai pasar tersebut.

Dalam lingkup digitalisasi atau pemasaran daring (online marketing) yang akan dilakukan oleh Telaga Nursery, sejumlah mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang berperan bersama-sama sejumlah anggota Telaga Nursery dalam pembuatan situs daring pemasaran (website online marketing) Telaga Nursery. 

"Dengan media dan strategi online marketing yang baik, maka Telaga Nursery dapat meningkatkan penjualan tanpa batasan ruang dan waktu. Selanjutnya, Telaga Nursery dapat mencoba sistem delivery yang baru baik dengan armada sendiri atau dengan jasa pengiriman produk," kata salah satu dosen pembimbing tugas akhir di Polbangtan Yogyakarta Magelang Kampus Yogyakarta, Gunawan Yulianto, Ahad (10/5).  

Selain itu, peningkatan Search Engine Optimization (SEO) juga diperlukan untuk memudahkan pelanggan dunia maya menemukan produk dari Telaga Nursery. Gunawan menambahkan, pengembangan sistem daring ini diperlukan agar penjualan produk dapat terus berjalan ditengah-tengah terjadinya pandemi Covid-19.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, mengatakan tugas pertanian di saat pandemi ini harus lebih giat dan tetap produktif.  "Dimana para mahasiswa maupun penyuluh tetap harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya lahan masing-masing dapat berjalan dengan baik," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement